Sambangi Kopdes Merah Putih di Malang, Menkomdigi Meutya Hafid Bawa 2 Agenda Digitalisasi

Berita Golkar – Menteri Komunikasi, Digitalisasi, dan Informatika (Menkomdigi) Meutya Hafid meninjau Koperasi Merah Putih di Kelurahan Karangbesuki, Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (21/8/2025).

Meutya mengatakan, kunjungan dia ke Kelurahan Karangbesuki membawa dua agenda untuk memastikan suksesnya Koperasi Merah Putih. Dua agenda itu, kata Meutya adalah, infrastruktur digital yang memadai dan pelatihan digitalisasi.

“Alhamdulillah, sinyal di wilayah ini sudah cukup baik, menjadi fondasi penting untuk transformasi digital,” kata dia.

“Pelatihan digitalisasi, atau upskilling, dirancang untuk membuat layanan koperasi lebih efisien, transparan, dan mampu menjangkau pasar yang lebih luas.”

“Kami ingin memastikan Koperasi Merah Putih bisa berbasis digital, sehingga lebih kompetitif,” kata Meutya, dikutip dari Kompas.

Koperasi Merah Putih di Karangbesuki menjadi bagian dari 15 koperasi di Kota Malang yang dipilih sebagai proyek percontohan pelatihan digitalisasi.

Kurikulum pelatihan disusun berdasarkan kebutuhan pengurus koperasi, mencakup pembukuan digital, keamanan siber, dan strategi pemasaran online. Lalu, untuk mendukung operasional, Komdigi memberikan bantuan laptop kepada 15 koperasi ini.

“Kami juga akan melibatkan relawan TIK dan perguruan tinggi untuk memastikan pelatihan berjalan efektif,” tambah Meutya.

Meutya mengaku optimistis model pelatihan di Malang ini dapat menjadi contoh bagi Koperasi Merah Putih lainnya di seluruh Indonesia.

Mengeluhkan kelesuan ekonomi

Di hadapan Meutya, para pelaku UMKM di Karangbesuki mengeluhkan kondisi ekonomi yang terasa lesu. Mereka lalu berharap Koperasi Merah Putih, yang baru beroperasi sejak 4 Juni 2025, dapat menjadi solusi untuk memperluas pasar dan meningkatkan penjualan.

Ni Kadek Sinta, anggota koperasi sekaligus pemilik usaha katering menjelaskan, koperasi ini sudah menjadi wadah bagi lebih dari 160 anggota UMKM dengan beragam produk.

Ada kopi Dampit, keripik pisang, hingga inovasi seperti makanan pendamping ASI (MPASI) dari otak dan hati sapi untuk mencegah stunting, serta lilin aromaterapi dari minyak jelantah daur ulang. Koperasi Merah Putih berperan sebagai “toko” atau “lokapasar” bagi produk-produk UMKM, dengan sistem pencatatan yang rapi.

Namun, disebutkan, koperasi ini masih menghadapi kendala dalam menjangkau pasar yang lebih luas. Saat ini, pemasaran masih dilakukan secara offline melalui bazar dan event kelurahan, serta online melalui platform sederhana seperti WhatsApp Group dan Linktree.

“Kondisi ekonomi sedang turun, jadi kami berupaya meningkatkan penjualan para pelaku UMKM,” ujar Sinta. {}