Saniatul Lativa Sosialisasikan Bahaya Boraks Kepada Masyarakat Tebo, Jambi

Berita Golkar – Anggota DPR RI komisi IX Saniatul Lativa menggelar kegiatan sosialisasi bersama dengan BPOM Jambi di Desa Melako Intan, Kecamatan Tebo Ulu, Kabupaten Tebo terkait pengawasan obat dan makanan.

Dalam sosialisasi ini juga membahas terkait bahaya jangka panjang penggunaan bahan mengandung boraks atau bleng.

Diketahui, boraks merupakan bahan kimia yang biasa digunakan dalam dunia industri, seperti untuk pembersih alat dapur, pengawet kayu, pengontrol kecoa, bahan solder, antiseptik kayu. Boraks juga sering digunakan pada produk rumah tangga, salah satunya ialah untuk pembersih karat.

Namun, sebagian orang juga menggunakannya sebagai bahan campuran makanan dengan tujuan mengawetkan ataupun membuat tekstur lebih keras.

Saniatul Lativa mengatakan, boraks terkadang digunakan menjadi campuran bahan makanan seperti kerupuk, tahu, bakso, mie ayam, dan nugget, serta makanan lainnya.

“Penggunakan pada makanan hanya di perbolehkan 1 gram per 1 kilogram atau 1:1000. Apabila dikonsumsi berlebihan, zat ini akan menumpuk dalam tubuh dan dapat menyebabkan gangguan sistem pernafasan, pencernaan, bahkan sistem saraf pusat,” jelas Saniatul Lativa fraksi partai Golkar Jambi DPR RI.

Penggunaan jangka panjang dapat beresiko, bahkan penggunaan berbagai produk rumah tangga yang mengandung boraks berlebih dapat berdampak pada kesuburan pria dan wanita.

“Tidak hanya berdampak pada kesehatan reproduksi, paparan boraks jangka panjang juga berdampak pada gangguan hormonal. Jika dikonsumsi berlebihan juga dapat menyebabkan keracunan dengan gejala mual, muntah, diare, dan gangguan sistem saraf,” katanya.

Saniatul Lativa juga mengatakan, boraks juga berdampak pada organ tubuh. Di mana, penumpukan boraks dalam tubuh secara bertahap dapat menyebabkan kerusakan organ, seperti kerusakan ginjal.

“Penting untuk meningkatkan kesadaran akan potensi bahaya boraks dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu regulasi ketat terhadap produksi yang mengandung boraks sangat diperlukan untuk melindungi kesehatan masyarakat,” pungkasnya. {sumber}