Daerah  

Sanja, Jagong dan Layat: Taktik Pamor Wicaksono 3 Kali Terpilih Masuk DPRD Brebes

Berita GolkarPolitisi muda Partai Golkar Pamor Wicaksono optimis bakal terpilih kembali menjadi anggota DPRD Brebes, Jateng di gelaran Pemilu 2024 mendatang. Pamor Wicaksono yang telah duduk di kursi anggota legislatif Kabupaten Brebes selama tiga periode ini juga menyatakan kesiapannya untuk bertarung memperebutkan kursi Brebes 1 di Pilkada 2024 nanti.

Dalam wawancara dengan redaksi Golkarpedia, Pamor Wicaksono menuturkan bagaimana perjalan politiknya selama ini. Dimulai dengan maju mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Kabupaten Brebes di usia 27 tahun, Pamor Wicaksono bahkan menjadi kandidat termuda saat itu.

“Saya pertama kali jadi caleg di usia 27 tahun. Saya termuda waktu itu di antara kompetitor lainnya. Setelahnya, saya tiga kali berturut menjadi anggota DPRD Brebes, ini mau nyaleg yang keempat (kali),” kata Pamor kepada redaksi Golkarpedia saat ditemui di Solo beberapa waktu lalu.

Pria kelahiran Brebes, 22 April 1981 ini juga turut membagikan kisah sukses dan strateginya menduduki kursi DPRD Brebes di usia yang relatif muda hingga tiga periode berturut setelahnya. Pamor Wicaksono mengungkapkan bahwa ia memegang teguh konsep yang diajarkan oleh mantan Gubernur Jateng Muhammad Ismail, yakni sanja, jagong, dan layat.

“Dulu waktu kecil saya diajari oleh Pak Letjen Muhammad Ismail, mantan Gubernur Jateng tentang konsepsi sanja, jagong, layat. Sanja artinya silaturahmi, jagong artinya jagongan (berdiskusi), kemudian layat banyak terjemahannya. Taktik ini kalau dikerjakan maka bisa meraup banyak suara,” tutur Pamor yang tahun ini genap berusia 42 tahun.

Di Pemilu 2024 ini, kepada redaksi Golkarpedia di lapangan, Pamor mengungkapkan obsesinya ingin mengembalikan kejayaan Partai Golkar di Kabupaten Brebes. Sebab baginya, Partai Golkar telah terbukti mampu mensejahterakan rakyat selama 32 tahun memimpin negeri ini melalui tangan emas Presiden Soeharto. Obsesinya tersebut bakal tuntas tidak hanya melalui jalur legislatif, tetapi ia mulai menatap kursi eksekutif.

“Saya tidak berhalusinasi tentang kejayaan Golkar selama 32 tahun, tetapi ruhnya itu ada, tinggal kita mau menggapainya atau tidak, berikhtiar mengembalikan kejayaan itu atau tidak. Naik turun itu biasa, secara peluang dengan melihat tantangan dan hambatan, kalau kita bisa petakan dengan baik, tak masalah, tak ada problem,” ungkap Pamor.

Soal dirinya yang juga tertarik menjadi orang nomor satu di Brebes, hal itu karena terdorong oleh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah kelahirannya yang sangat rendah. Pamor Wicaksono ingin mewujudkan perubahan yang progresif melalui visi mengurangi pengangguran, memangkas kemiskinan ekstrem, dan memajukan pendidikan serta kesehatan.

“Ini ada benang kusut yang harus diurai dari rendahnya IPM di Kabupaten Brebes. Kenapa pendidikan dan kesehatan jadi locus utama? Karena kalau anak-anak kita sehat, pendidikannya bagus, maka akan mencetak generasi yang bisa membuat prasasti yang baik di negeri ini,” paparnya kepada kontributor Golkarpedia di Solo, Widi Purwanto..

Kepada redaksi Golkarpedia, Pamor Wicakono menambahkan Kabupaten Brebes seharusnya bisa mewujudkan itu untuk masyarakatnya. Kabupaten yang terkenal dengan komoditas bawang merah dan telur asin ini memiliki beragam potensi dari berbagai sektor. Potensi pertama secara geografis, Brebes merupakan daerah terluas kedua di Jateng setelah Cilacap. Selain itu juga menjadi daerah dengan rasio jumlah penduduk terpadat di Jateng.

“PAD bisa kita tingkatkan, sektor pariwisata, nelayan, retribusi dan sebagainya, banyak yang bisa kita tingkatkan. Belum dari sisi pertanian, kita komoditas bawang merah terbesar di dunia, tapi kenapa harga bawang fluktuatif alias naik turun, justru pada saat panen raya kita harganya hancur, karena kemudian impor masuk. Kebijakan-kebijakan ini harus kita pangkas, kalau kita bisa akses ke pusat, stop impor bawang, maka petani kita akan makmur. Potensi-potensi ini harus digali, kemudian dikemas menjadi sebuah regulasi,” pungkasnya. {redaksi}