Berita Golkar – Wakil Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Sari Yuliati mendorong Kapolri untuk menambah kuota santri pada saat rekrutmen calon anggota Polri. Kehadiran anggota Polri dengan latar belakang santri atau pondok pesantren tersebut diharapkan bisa mendukung kerja-kerja kepolisian, khususnya dalam membina ketertiban dan keamanan di tengah masyarakat agar bisa semakin optimal.
Terlebih mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, maka kehadiran personel kepolisian dengan belakang sebagai santri akan sangat membantu tugas-tugas pokok kepolisian ke depan.
“Di tengah tantangan zaman seperti sekarang ini kita butuh polisi yang memiliki karakter kuat seperti kalangan santri. Sehingga kita mendorong pada saat rekrutmen calon anggota Polri, kuota untuk santri harus ditambah,” terang Sari kepada awak media, Rabu (22/10/2025), dikutip dari SuaraNTB.
Ditemui usai peringatan Hari Santri Nasional (HSN) di lapangan umum Desa Penujak Kecamatan Praya Barat, Sari mengungkapkan kalau eksistensi santri sudah tidak diragukan lagi. Santri menjadi salah satu elemen yang tidak bisa dilepaskan dalam perjalanan peradaban manusia, khususnya di Indonesia.
Bahkan jauh sebelum bangsa Indonesia berdiri, santri sudah lebih dulu eksis. Dan, ketika masa perebutan kemerdekaan hingga masa kemerdekaan Indonesia, santri memainkan peran vital. Sehingga kenapa tidak kalangan santri diberikan ruang yang lebih besar untuk bisa terlibat secara langsung dalam urusan mendukung pembinaan ketertiban dan keamanan masyarakat dengan menjadi anggota Polri.
“Dengan memperbanyak kuota penerimaan calon anggota Polri untuk kalangan santri itu juga bagian dari cara negara menghargai jasa kalangan santri. Yang sejak sebelum, selama masa perjuangan kemerdekaan hingga masa kemerdekaan sudah begitu besar jasanya bagi negara,” sebut Bendahara Umum DPP Partai Golkar ini.
Disinggung eksistensi santri di era sekarang ini, Sari juga mendorong para santri dan pengurus pondok pesantren agar terus meng-update diri. Sehingga mampu menjawab tantangan kemajuan zaman. Dengan tetap memperkuat fondasi keagamaan yang menjadi ciri kalangan santri.
“Kurikulum yang digunakan di pondok pesantren untuk kalangan santri penting juga terus di-update. Tanpa menghilangkan fondasi dasar yang menjadi ciri khas yang ada,” ujarnya. {}













