Berita Golkar – Anggota DPR RI Sarmuji berbicara di hadapan para pemuka gereja se-Kabupaten Kediri bahwa Indonesia adalah negara yang berbakti dan tiada duanya. Ia pun mengajak para pemuka gereja tersebut menjaga persatuan dan kehidupan damai di Indonesia.
“Indonesia adalah negara yang tidak ada duanya di dunia. Coba bayangkan, ribuan suku, ribuan adat istiadat, ratusan bahasa, puluhan agama dan keyakinan, tapi kita bisa menjadi sebuah negara Indonesia,” ungkap Sarmuji dalam keterangan tertulis, Minggu (18/11/2023).
Dalam kegiatan Sosialisasi 4 Pilar MPR yang digelar di Gereja Bethel Kediri, kemarin, Ketua Golkar Jawa Timur ini juga memberikan contoh dari hal yang sederhana dalam menggambarkan keberagaman Indonesia melalui sajian soto yang beragam jenis.
“Soto saja banyak sekali jenisnya. Ada Soto Padang, Soto Bandung, Soto Kudus, Soto Boyolali, Soto Surabaya, Soto Madura, sampai Coto Makassar. Bedanya kalau soto berbahan sapi kalo coto berbahan capi,” imbuhnya.
Ia pun merasa kagum di zaman dahulu karena bergabungnya berbagai kerajaan nusantara ke dalam Republik Indonesia.
“Saya sampai sekarang masih heran bercampur kagum, apa yang dibisikan Pak Karno dan para pendiri bangsa ini kepada para raja di Nusantara. Mereka memiliki wilayah, memiliki rakyat, pasukan, bahkan memiliki keistimewaan tetapi segala kekuasaan itu diserahkan kepada Republik Indonesia,” lanjutnya.
Terkait bahasa, Sarmuji juga menjelaskan orang Jawa yang menjadi mayoritas suku bersedia menyetujui Bahasa Melayu atau Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan yang diterapkan dalam keseharian.
“Demikian juga dengan bahasa. Bahasa Jawa digunakan lebih dari 60% penduduk Indonesia, tetapi yang 60% itu tadi mau menggunakan Bahasa Melayu atau Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi,” jelas Sarmuji.
Dirinya juga membandingkan dengan bagaimana Uni Eropa yang memiliki 24 bahasa resmi padahal jumlah batasannya jauh lebih sedikit dari bahasa yang ada di Indonesia.
“Bandingkan dengan Uni Eropa yang hanya memiliki puluhan bahasa saja tetapi bahasa resminya ada 24 bahasa. Jadi kalau berbicara di sidang Uni Eropa harus pakai penerjemah. Alhamdulillah, Puji Tuhan saya bicara di Kediri tidak perlu penerjemah Bahasa Jawa. Di Padang tidak perlu penerjemah Bahasa Minang, di Papua tidak perlu penerjemah Bahasa Papua,” kata Sarmuji.
Maka dari itu, bagi Sarmuji mengimbau untuk menjaga selalu nikmat persatuan dan kehidupan yang damai di Indonesia ini harus dijaga berbarengan. “Ini adalah nikmat persatuan yang harus kita jaga. Pancasila UUD NRI 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI harus kita jaga bersama-sama,” tutup Sarmuji. {sumber}