Berita Golkar – PPK Kosgoro 1957 menggelar diskusi kepemudaan dengan tema ‘Pemuda Bisa Apa?’ di Ampitheater, DPP Partai Golkar pada Rabu (16/10/2024). Acara diskusi ini turut mengundang Maman Abdurrahman, Ridwan Kamil, Dave Laksono, Ilham Permana, dan Fahd Arafiq sebagai pembicara.
Turut hadir dan membuka acara, Sekjen DPP Partai Golkar, Sarmuji. Dalam sambutan pembukaannya, Sarmuji menyampaikan cerita inspiratif mengenai kisah hidupnya. Terutama bagaimana cara menapaki karir politik di masa muda.
“Saya masuk di Partai Golkar dari bawah, tidak punya cantolan siapapun di atas. Dari AMPI dan AMPG, perlahan saya berkarir di politik. Saya berharap anak muda sekarang bisa menapaki karir yang seperti itu. Bisa dibilang di Partai Golkar, saya ronin tak bertuan. Berdasar perjalanan itu, apa yang saya tapaki di Partai Golkar bukan hal yang mudah. Barangkali kisah ini bisa menginspirasi teman-teman yang muda,” tutur Sarmuji dalam sambutannya.
Sarmuji menambahkan bahwa Partai Golkar penuh orang-orang hebat, yang tak hanya hebat secara kapasitas tapi juga permodalan. Kompetisi yang sulit dalam Pemilu juga dirasakan Sarmuji, terlebih ia mengikuti Pemilu di sistem proporsional terbuka. Namun kondisi itu tidak meminggirkan semangatnya, ia terlecut dan terus maju.
“Di Partai Golkar, penuh dengan orang-orang hebat. Bukan hanya sumber daya manusianya yang hebat. Tapi sumber daya modalnya juga luar biasa. Saya masuk sebagai anggota DPR juga dalam sistem proporsional terbuka. Dari kisah tadi, teman-teman bisa bayangkan bagaimana dengan latar belakang kehidupan saya, saya harus bersaing dalam Pemilu,” tambah anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI ini.
Terakhir sebuah pesan yang bermakna disampaikan Sarmuji. Ia menekankan agar dalam politik jangan memandang kekuasaan sebagai faktor tunggal. Sebalikya ia menekankan baiknya kepercayaan lah yang harus direbut, bukan sekadar kekuasaan.
“Saya ingin sampaikan kepada teman-teman pemuda, kalau ada pilihan untuk berkarir bukan kekuasaan yang harus direbut, tapi kepercayaan yang harus kita rebut. Kita tidak akan pernah bisa merebut kekuasaan dari para senior kita. Kita tidak mesti ikut dalam benturan antar generasi. Sekali kepercayaan diraih, asal kita tidak mengkhianati kepercayaan itu, akan menjadi modal kita untuk memperkuat posisi kita,” pungkas Sarmuji. {Redaksi}