Berita Golkar – Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Golkar, M. Sarmuji mengungkapkan betapa menariknya diskusi atau membahas mengenai persoalan prospektif. Menurut Sarmuji, permasalahan prospek terutama dalam lingkup luas seperti kehidupan berbangsa dan bernegara akan selalu menimbulkan wawasan serta gagasan pembaharuan.
Hal ini disampaikan Sarmuji saat membuka acara diskusi Diskusi Nasional Kosgoro 1957 dengan tema “Prospek Dan Tantangan Polhukam & Ekonomi Kerakyatan Menuju Indonesia Emas 2045” di rumah besar DPP Partai Golkar pada Jumat, 17 Januari 2025. Ia pun menjelaskan mengapa bahasan tentang prospek kehidupan bernegara selalu menarik dilakukan.
“Topik tentang prospek selalu menarik. Ada dua hal yang membuat menarik. Pertama karena masa depan itu tidak pasti. Usaha untuk orang memastikan masa depan banyak sekali. Kedua, sudah tidak pasti, masa depan itu selalu berubah-ubah. Oleh karena itu orang selalu ingin tahu apa yang akan terjadi di masa depan,” papar Sarmuji dikutip redaksi Golkarpedia pada Jumat (17/01).
Karena perubahan adalah keniscayaan, Sarmuji mewanti-wanti agar kader Partai Golkar, khususnya kader Kosgoro 1957 dapat selalu beradaptasi terhadap fenomena tersebut. Jangan sampai saat perubahan terjadi, kita hanya menjadi followers atau pengikut.
“Hanya ada tiga kategori orang yang akan menentukan langkah dia berikutnya mengenai perubahan. Pertama orang akan ikut arus perubahan. Pokoknya masa depan seperti apa dia nggak peduli. Kedua adalah orang yang mengadaptasi perubahan. Dia berusaha untuk menyesuaikan diri dengan perubahan. Yang ketiga adalah orang yang bisa memimpin perubahan. Orang seperti ini yang kita butuhkan,” ungkap Ketua Fraksi Partai Golkar DPR RI ini.
Ia pun membeberkan bagaimana seseorang terutama kader partai politik dapat mengadaptasi perubahan. Salah satu caranya adalah dengan proyeksi, peka terhadap pola perubahan di masa depan. Dengan effort yang sama, jika orang berjalan satu langkah, kita harus berlari bahkan mampu melompat tiga langkah jauhnya.
“Lalu bagaimana kita bisa jadi orang adaptif terhadap perubahan? Dia harus menemukan bagaimana pola-pola perubahan ke depan. Kata Benjamin Franklin, kalau kamu gagal merencanakan, maka kamu sudah merencanakan untuk gagal. Mudah-mudahan diskusi ini bisa jadi sarana kita menemukan pola-pola perubahan ke depan,” pungkas Sarmuji. {redaksi}