Berita Golkar – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar, Sarmuji menegaskan bahwa kewenangan untuk melakukan reshuffle kepengurusan partai berada sepenuhnya di tangan Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia. Ia menilai reshuffle bisa dilakukan kapan saja sesuai kebutuhan konsolidasi internal partai.
“Reshuffle memungkinkan jika Ketua Umum merasa membutuhkan. Ini kewenangan Ketua Umum, berkenaan dengan kapan, siapa dan seperti apa reshuffle yang akan dilakukan,” ujar Sarmuji saat dikonfirmasi, Sabtu (19/4/2025), dikutip dari Tribunnews.
Sarmuji menjelaskan sifat reshuffle bisa berupa pergantian, perubahan posisi, hingga penambahan struktur baru. “Sifat reshuffle bisa mengganti, mengubah atau menambah. Kebetulan ada salah satu Ketua yang wafat,” ungkapnya.
Sarmuji menyatakan sampai saat ini belum ada pembahasan resmi dalam rapat partai terkait reshuffle. Menanggapi kekhawatiran soal potensi friksi internal akibat perubahan struktur kepengurusan, Sarmuji menegaskan bahwa proses reshuffle dilakukan dalam rangka memperkuat konsolidasi.
Partai Golkar, kata dia, sudah terbiasa menghadapi dinamika internal dan tetap menjaga soliditas partai demi menghadapi agenda politik ke depan. “Kan Ketua Umum menyatakan kalau reshuffle bagian konsolidasi. Jadi insyaAllah akan tetap solid,” ucapnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia bicara soal reshuffle. Namun, bukan reshuffle kabinet yang dia singgung, melainkan reshuffle di kepengurusan Partai Golkar.
Hal itu dikatakan Bahlil saat menghadiri silaturahmi dan halal bihalal Partai Golkar di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat. Bahlil menyinggung kader Partai Golkar yang juga Menteri UMKM Maman Abdurahman.
“Jangan ketawa-ketawa Pak Maman. Pak Maman saya sudah dapat memahami aspirasinya, entar Pak Maman sebentar lagi ada reshuffle nanti,” kata Bahlil, Rabu (16/4/2025).
Dia mengatakan bahwa ada kesamaan antara reshuffle kepengurusan di Partai Golkar dan kabinet. “Tidak mesti menunggu 1 tahun atau 2 tahun, ada pengurus yang mungkin tidak cocok dengan tugasnya ya kita ubahlah,” kata dia.
“Ini kan Partai Golkar ini kan adalah aset negara dan milik kita semua bagi seluruh rakyat Indonesia yang mencintai Golkar,” ujarnya. {}