Berita Golkar – Wakil Ketua Komisi VI DPR M Sarmuji mengkritik rencana Menteri BUMN Erick Thohir yang ingin memberikan hari libur kerja kepada karyawannya sebanyak tiga hari dalam sepekan. Sarmuji menyoroti alasan kesehatan mental untuk memberikan libur tiga hari sepekan kepada para pegawai BUMN.
Sarmuji mengingatkan, pegawai BUMN bukan manusia istimewa yang mendapatkan perlakuan khusus dengan libur 3 hari dalam sepekan. Sarmuji meminta agar mental para pegawai BUMN dapat diperkuat bukan malah diberikan libur.
“Pegawai BUMN bukanlah manusia istimewa yang mesti mendapatkan perlakuan khusus. Jika problemnya adalah menjaga kesehatan mental, maka mentalnya yang mesti diperkuat bukan liburnya yang diperbanyak,” kata Sarmuji saat dihubungi dari Jakarta, Rabu,(15/5/2024).
Sarmuji memandang, rencana untuk memberikan libur tiga hari dalam sepakan kepada pegawai BUMN juga sangat menyakiti hati banyak orang. Sebab, di luar sana masih banyak orang mengantri untuk mendapatkan pekerjaan seberat apapun.
“Saat banyak orang antri untuk mendapatkan pekerjaan seberat apapun, perlakuan istimewa terhadap pegawai BUMN akan menyakiti banyak orang,” ungkap Ketua DPD Partai Golkar Jawa Timur ini.
Dengan demikian, Sarmuji menegaskan, bahwa yang para pegawai BUMN ialah konseling bukan healing. Karena, tegas Sarmuji, yang dibutuhkan saat ini ialah kemampuan menyelesaikan masalah bukannya lari.
“Yang diperlukan konseling bukan memperbanyak healing. Yang diperlukan adalah kemampuan menyelesaikan masalah bukan lari dari masalah,” tandas Sarmuji.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mewacanakan untuk memberikan hari libur kerja kepada karyawannya sebanyak tiga hari dalam sepekan.Hal itu disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir dalam acara “BUMN Corporate Communications and Sustainability Summit (BCOMSS) 2024” pada 7 Maret 2024 lalu.
Alasannya, Erick menyebutkan terkait kesehatan mental. Menurutnya, sebanyak 70 persen generasi muda memiliki masalah kesehatan mental. {sumber}