Berita Golkar – Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Muhammad Sarmuji menyambut baik peningkatakan realisasi investasi 2023. Apalagi, investasi terbesar sekarang berada di luar Jawa, yakni mencapai 52,3 persen atau Rp354,9 triliun.
“Memang dalam beberapa tahun ini di era Pak Jokowi (Presiden Joko Widodo) dan Menteri Bahlil (Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia) itu salah satu yang menggembirakan, itu bukan hanya persoalan investasinya tercapai tetapi justru yang membuat kita gembira investasi yang di masa lalu itu sangat terkonsentrasi di Jawa sekarang lebih besar di luar pulau Jawa,” kata Sarmuji kepada wartawan, Jakarta, Kamis, 10 Agustus 2023.
Menurut dia, Bahlil berhasil mewujudkan keinginan Jokowi. Salah satunya, arah pembangunan lewat investasi tidak hanya terfokus di Pulau Jawa saja, tetapi berkembang di daerah luar Pulau Jawa.
“Nah ini kan mewujudkan mimpi kita semua tentang Indonesia sentris, tentang penyebaran pemerataan yang lebih adil, karena Jawa ini sebenarnya kalaupun melaju dengan biasanya itu pasti akan tetap bertumbuh dengan kekuatan ekonomi yang besar dengan penduduk yang banyak, infrastruktur yang sudah bagus itu tanpa ada intervensi apapun orang sudah tertarik untuk investasi di Jawa,” ucapnya.
Sementara itu, kata dia, untuk luar Pulau Jawa masih butuh dukungan penuh dari pemerintah, baik dari pusat maupun pemerintah daerah (pemda). Sebab, kurangnya infrastruktur membuat para investor harus berpikir dua kali untuk berinvestasi.
Selain infrastruktur, Sarmuji menyebut pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas juga menjadi catatan tersendiri bagi pemerintah dalam mengembangkan investasi di daerah.
“Tetapi untuk di luar Jawa butuh effort yang sangat besar untuk bisa menarik investasi di luar pulau Jawa, karena kita punya problem yang cukup banyak misalkan infrastrukturnya belum memadai, SDM-nya juga relatif masih tertinggal dibandingkan dengan pulau Jawa, lalu barangkali perangkat atau rulenya juga tidak sesiap di Jawa dan sebagainya,” kata dia.
Oleh sebab itu, Sarmuji menilai jika capaian investasi di luar pulau Jawa merupakan prestasi yang menggembirakan. Capaian itu diyakini akan menggerakkan roda ekonomi secara merata.
“Karena itu kalau capaian investasinya itu lebih besar di luar pulau Jawa itu menunjukkan prestasi yang sangat menggembirakan,” kata dia.
Sarmuji juga meyakini Menteri Bahlil akan mampu merealisasikan target pemerintah terkait investasi pada 2023, yakni Rp1.400 triliun.
“Itu sudah sesuai target, orang bisa menetapkan target tetapi orang secara konsisten bisa mencapai target itu yang harus kita apresiasi,” kata dia.
Dengan meningkatkan realisasi investasi di kuartal ke-III tahun 2023 ini, Sarmuji memastikan ada kegiatan ekonomi di daerah lewat proyek-proyek yang berjalan tersebut. Proyek ini dipastikan akan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
“Jelas kalau investasi masuk kan pasti ada kegiatan ekonomi, akan ada proyek-proyek yang akan berjalan, lalu pasti membutuhkan tenaga kerja dan kita harapkan investasi yang masuk di luar pulau Jawa itu disertai komitmen untuk mempekerjakan sumber daya manusia lokal pekerja lokal,” kata dia.
Di sisi lain, Sarmuji mendorong pemda memperdayakan dan memberikan sejumlah pelatihan atau pendampingan kepada masyarakat untuk meningkatkan kemampuan agar terserap ke dalam dunia kerja.
“Bahwa belum siap ya nggak apa-apa, kalau belum siap ya diberdayakan ada vokasi, ada sekolah vokasi supaya mereka lebih cepat siap masuk ke dalam dunia kerja dan sebagainya,” kata dia.
Sebelumnya, realisasi investasi Indonesia masih mencatatkan hasil yang positif hingga akhir Juni 2023. Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebut realisasi dalam enam bulan atau semester I-2023 adalah Rp678,7 triliun.
“Dalam enam bulan realisasi investasi sudah mencapai Rp678,7 triliun,” kata Menteri Bahlil.
Pada kuartal I-2023, realisasi investasi mencapai Rp328,9 triliun dan kuartal II sebesar Rp349 triliun. Realisasi ini 48,5 persen dari target pada 2023 yang mencapai Rp1.400 triliun.
Rinciannya penanaman modal asing (PMA) mencapai Rp363,3 triliun (53,5 persen), tumbuh 17,1 persen secara yoy. Sisanya adalah penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp315,4 triliun (46,5 persen), tumbuh 15 persen yoy. Investasi di luar Jawa masih mendominasi dengan 52,3 persen atau Rp354,9 triliun dan Jawa sisanya 47,7 persen atau Rp328,3 triliun. {sumber}