Berita Golkar – Ketua Fraksi Partai Golkar DPR RI, Muhammad Sarmuji, menerima kunjungan Ketua Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban (YPSP), Dr. Ahed Abu Alata, di kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (5/5). Pertemuan ini membahas kondisi terkini di Gaza serta upaya diplomatik untuk mendukung kemerdekaan Palestina.
Dalam pertemuan tersebut, Sarmuji menyatakan keprihatinan mendalam atas penderitaan rakyat Palestina, khususnya di Gaza yang kini menghadapi krisis kemanusiaan akibat blokade Israel dan kegagalan gencatan senjata.
“Kami sangat sedih dengan apa yang terjadi di Gaza. Sebagai negara sahabat, kami merasakan penderitaan yang sedang dialami rakyat Palestina,” ujar Sarmuji, dikutip dari Tribunnews.
Sekretaris Jenderal Partai Golkar itu mengingatkan kondisi menyedihkan yang dialami masyarakat Gaza dampak blokade bantuan oleh militer Israel.
“Saat ini akibat blokade bantuan ke Gaza, rakyat Palestina khususnya di Gaza perlahan mati kelaparan. Untuk itu kami menyerukan agar ada tekanan diplomasi internasional yang lebih kuat terhadap Israel,” ujar Sarmuji.
Sarmuji menegaskan bahwa Fraksi Partai Golkar akan terus menyerukan kemerdekaan Palestina melalui jalur diplomasi dan politik internasional. Ia juga menyatakan bahwa pihaknya akan menginstruksikan Komisi I DPR RI agar bersuara lebih lantang dalam isu Palestina.
“Fraksi Partai Golkar akan mendorong para anggotanya untuk menyuarakan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina di berbagai media internasional dan forum-forum global. Kami juga akan berpartisipasi dalam seruan-seruan kemerdekaan Palestina yang berlangsung di Indonesia,” tambahnya.
Mengutip kisah Tholut melawan Jalut dalam Al-Quran, Sarmuji menyampaikan harapannya agar rakyat Palestina terus memiliki semangat perjuangan dan keyakinan untuk meraih kemenangan atas penindasan yang mereka alami.
Sementara itu, Dr. Ahed Abu Alata menyampaikan laporan langsung mengenai kondisi Gaza yang kian memburuk. Ia menyebut bahwa kelaparan ekstrem kini mengancam warga Gaza akibat blokade total dari Israel. Akses perbatasan ditutup, rumah sakit tidak dapat beroperasi, termasuk Rumah Sakit Indonesia yang berada di wilayah tersebut.
“Setiap hari, ada sekitar 50 orang meninggal dunia, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Banyak yang syahid karena kelaparan. Ini adalah upaya Israel untuk memaksa rakyat Palestina keluar dari Gaza,” ujar Dr. Ahed.
Ia juga menjelaskan bahwa bantuan dari komunitas internasional, termasuk dari Indonesia, tidak dapat masuk ke Gaza karena seluruh jalur distribusi telah diblokade. Yayasan-yayasan di bawah naungan PBB pun tidak lagi diperbolehkan beroperasi di sana.
“Kami percaya bahwa kami adalah pemilik tanah yang diberkahi, penjaga Masjid Al-Aqsa. Dukungan dari umat Islam di seluruh dunia sangat berarti bagi kami,” kata Dr. Ahed.
YPSP meminta dukungan Indonesia, tidak hanya dalam bentuk bantuan kemanusiaan, tetapi juga tekanan diplomatik terhadap negara-negara Arab agar mengambil sikap lebih tegas terhadap agresi Israel.
Pertemuan ini menjadi salah satu bentuk solidaritas dan upaya konkret Fraksi Partai Golkar dalam menyuarakan keadilan dan kemerdekaan bagi rakyat Palestina. {}