Berita Golkar – Partai Golkar terang-terangan siap menerima Presiden ke-7 RI, Jokowi yang baru dipecat partai lamanya, PDIP.
Hal itu disampaikan Sekjen Partai Golkar, Muhammad Sarmuji, saat hadir di program Sapa Indonesia Pagi, yang juga dihadiri Politikus PDIP, Andreas Hugo Pareira, Senin (9/12/2024).
“Jangankan Pak Jokowi, orang yang barangkali levelnya setingkat RT saja kalau masuk Partai Golkar kita sambut dengan tangan terbukam,” kata Sarmuji, dikutip dari Tribun Jakarta.
Sarmuji juga menjelaskan, Jokowi saat ini adalah orang yang tidak terikat dengan partai manapun. Sebagai warga negara Indonesia, ayah Wapres Gibran Rakabuming Raka itu juga memiliki hal berkumpul dan berserikat.
“Saat ini Pak Jokowi adalah orang yang bebas, orang yang merdeka, bebas menentukan pilihan, bebas untuk berserikat dan berkumpul dan itu dijamin Undang-Undang Dasar,” jelas Sarmuji.
Ketua Fraksi Partai Golkar di DPR RI itu menegaskan, partai beringin tak punya alasan menolak Jokowi. “Bagi Golkar, andaikan Pak Jokowi masuk ke Golkar, ya tidak ada alasan untuk menolak, itu konsekuensi sebagai partai terbuka.”
“Ya tentu saja punya peluang (masuk Golkar), orang dia merdeka, dia tidak kena sanksi pidana dicabut hak politiknya. Peluangnya selalu ada, peluang itu juga sebenarnya ada pada partai yang lain juga. Buat Golkar itu tidak ada problem serius,” papar Sarmuji.
Sarmuji pun mengungkapkan tiga syarat untuk Jokowi jika ingin bergabung dengan Golkar, yakni setia pada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan AD/ART Golkar.
“Golkar memang partai yang terbuka ya. Partai yang siapa saja bisa masuk, syaratnya adalah setia pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, dan dia mengikuti segala peraturan di Partai Golkar,” jelasnya,
Dipecat PDIP
Politikus PDIP, Andreas Hugo Pareira mengatakan, Jokowi telah meninggalkan PDIP secara de facto sudah cukup lama. Bahkan, Andreas menyebut Jokowi juga hendak “membakar” PDIP sebagai rumah politik yang membesarkannya.
“Dari dulu juga kami selalu menyampaikan itu. Bahwa soal formalitas dia belum menyerahkan kartu anggotanya saja gitu.”
“Tapi secara de facto beliau sudah meninggalkan PDI Perjuangan, dan kami tidak membutuhkan beliau untuk bergabung di dalam keluarga besar PDI Perjuangan.”
“Tidak hanya meninggalkan, tapi juga berpaya untuk mengerdilkan partai, itu yang seperti dijelaskan Pak Andi Widjajanto gitu.”
“Jadi bagaiman orang keluar dari partai tapi kemudian berusaha membakar rumahnya sendiri gitu. Ini kan peristiwa yang belum pernah terjadi,” kata Andreas di forum yang sama dengan Sarmuji.
Seperti diketahui, PDIP sudah tidak mengakui lagi Jokowi sebagai kadernya. Hal itu tegas disampaikan Sekjen PDIP, Hasto Kritiyanto di Sekolah Partai PDIP di Jakarta, Rabu (4/12/2024).
“Saya tegaskan kembali. Bapak Jokowi dan keluarga sudah tidak lagi menjadi bagian dari PDI Perjuangan,” kata Hasto, dikutip dari Kompas.com.
PDI-P melihat, Jokowi beserta keluarganya memiliki ambisi kekuasaan yang tiada henti. Selain itu, praktik politik yang dilakukan Jokowi dan keluarganya harus bisa menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak menjalankan disiplin partai.
Meski demikian, Hasto memastikan bahwa PDIP tidak akan pernah kehilangan gagasan ideal mengenai seorang rakyat biasa bisa berproses menjadi seorang pemimpin.
Di sisi lain, ia menegaskan bahwa keanggotaan PDIP berada pada komitmennya dalam membangun peradaban kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik, bukan semata-mata ada atau tidaknya kartu tanda anggota (KTA).
”PDI-P percaya pada nilai-nilai Satyam Eva Jayate sehingga mereka yang menahan angin akan menuai badai. Itulah yang kita yakini sebagai suatu bangsa,” kata Hasto.
“Karena di dalam sejarah peradaban keempat manusia, tidak ada kekuasaan otoriter sekuat apa pun yang mampu bertahan, kecuali mereka akhirnya menjadi sisi-sisi gelap dalam sejarah,” tambahnya. {}