DPP  

Sarmuji Yakin Partai Golkar Mampu Capai Target 60 Persen Kemenangan di Pilkada 2024

Berita Golkar – Sekjen Partai Golkar M Sarmuji menyatakan partainya memasang target memenangi 60 persen dari 545 pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak tahun ini. Pilkada di Jember menjadi salah satu target yang harus dimenangi.

“Kami sudah memetakan masing-masing potensi kemenangan di semua daerah. Insyaallah 60 persen itu bisa tercapai,” kata Sarmuji dikutip dari Berita Jatim, Selasa (3/9/2024).

Target 60 persen ini juga termasuk di Jawa Timur. “Tapi 60 persen itu kolaborasi dengan semua partai. Surabaya insyaallah tetap Eri Cahyadi. Kota Pasuruan insyaallah calon wali kota tunggal, dari Golkar. Di Kota Probolinggo, Golkar maju, mudah-mudahan bisa menang,” kata Sarmuji.

“Begitu juga di Kabupaten Probolinggo hampir dipastikan menang. Lumajang fifty-fifty. Jember insyaallah menang. Banyuwangi menang. Banyaklah yang menang. Kalau dihitung kolaborasi dengan semua partai, mungkin lebih dari 60 persen kemenangan di Jawa Timur,” kata Sarmuji.

Tak hanya di Kota Pasuruan, Golkar memasang kader sendiri sebagai kepala daerah dalam pilkada di Kota Batu, Kota Kediri, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Madiun, dan wakil kepala daerah di Kota Madiun, Pacitan, Kabupaten Malang.

“Kader yang hari ini kami berangkatkan lebih banyak daripada pilkada sebelumnya. Jadi kami optimistis, insyaallah jumlah bupati dan wakil bupati dari Golkar akan bertambah dalam pilkada kali ini,” kata Sarmuji.

Selain di Jatim, daerah-daerah yang memiliki basis massa besar seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, Jakarta, dan Banten menjadi perhatian Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar juga. “Tapi daerah-daerah luar Jawa yang menjadi basis Golkar, kami sangat perhatikan, karena kami tidak ingin kehilangan kesempatan di basis utama Partai Golkar,” kata Sarmuji.

Alumnus Universitas Jember ini menyebut Pemilihan Gubernur Provinsi Riau dan Kepulauan Riau menjadi dua wilayah yang harus dimenangi, karena petahana berasal dari Golkar. “Di Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, kami punya kesempatan menang besar,” kata Sarmuji.

Golkar tidak selalu bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju dalam pilkada. “Kontestasi ini bukan kontestasi partai. Mungkin ada satu dua yang menjadi sorotan. Tapi secara umum tidak banyak terjadi perubahan (koalisi). Karena koalisi terbentuk daya magnetnya bukan partai tapi ketokohan seseorang. Jadi meskipun ada kesempatan maju sendiri, sebagian besar (koalisi) tidak berubah,” kata Sarmuji. {}