Satkar Ulama Minta Partai Golkar Perjuangkan HM Soeharto Jadi Pahlawan Nasional

Berita GolkarDalam momen Harlah ke-55, Satuan Karya (Satkar) Ulama Indonesia mengusulkan Jenderal (Purn) HM Soeharto yang pernah menjadi Presiden ke-2 Republik Indonesia hingga 32 tahun ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.

Penegasan tersebut disampaikan oleh Ketua Umum DPP Satkar Ulama Indonesia Buya Dr. Ir. HM. Idris Laena, MH saat acara Halal Bihalal sekaligus Tasyakuran 55 Tahun Satkar Ulama Indonesia di Kota Bekasi, Jumat (18/4/2025), dikutip dari RadarAktual.

Pernyataan sikap Satkar Ulama disampaikan Mantan Ketua Fraksi Partai Golkar MPR RI di hadapan Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Ketua Dewan Penasehat Satkar Ulama Dr Bahlil Lahadalia, SE.M.Si bersama istri Hj Sri Suparni didampingi Ketua Bidang Keagamaan DPP Golkar sekaligus Menteri ATR/ Kepala BPN RI H. Nusron Wahid, SS. M.Si, Gubernur Lemhannas Dr  H. TB Ace Hasan Syadzily, M.Si., Ketua Komisi X DPR RI Dr Ir
Hetifah Sjaifudian yang juga Ketum PP KPPG dan Al Hidayah, Ketum PP AMPG Said Aldi Al Idrus, Wakil Ketua Umum Satkar Ulama yang juga Anggota DPR RI, Ferdiansyah,  SE. MM, Mantan Anggota DPR RI yang juga Waketum Satkar Ulama DR Mujib Rohmat, Mantan Wakil Ketua DPR yang sekarang Waketum Kadin Azis Syamsuddin, Mantan Ketum Satkar Ulama KH Ali Yahya, Sekjen Satkar Ulama Syamsurachman, Bendahara hmad Labib, Ketum Hiwasi Hj Lily Masniari dan Ketum AMSI Ade Akbar Khadafi, serta pengurus Partai Golkar dan Satkar Ulama dari berbagai wilayah.

Dalam momen tersebut, Idris menyerahkan aspirasi keluarga besar Satkar Ulama kepada DPP Partai Golkar sebagai organisasi induknya untuk bersama-sama memperjuangkan usulan tersebut.

“Sebagaimana usulan dari Satkar Ulama Indonesia yang telah disampaikan kepada Ketua Umum Golkar Pak Bahlil Lahadalia, kami berharap agar bersama-sama memperjuangkan Presiden ke-2 Indonesia, Bapak HM Soeharto sebagai Pahlawan Nasional,” ujar Idris Laena kepada wartawan di Jakarta, Jumat (18/4/2025).

Soeharto dan Satkar Ulama Tak Terpisahkan

Idris menuturkan Satkar Ulama tidak bisa dilepaskan dari sosok HM Soeharto. Ini karena ketika tahun 1970 saat periode pertama HM Soeharto menjadi Presiden, saat itu lah “The Smiling General” berinisiatif mendirikan ormas yang menghimpun para ulama se-Indonesia bersama para umara dengan dibantu oleh Jenderal Surono, selaku Menko Kesra dan Kyai Haji Mahmud di Banten.

Dalam akta notaris, disebutkan bahwa HM Soeharto merupakan pendiri Satkar Ulama. Saat itu, Soeharto masih menjabat sebagai presiden.

“Saya waktu itu bertanya, kenapa ormas Islam harus didirikan oleh sosok sekelas Presiden. Ternyata, Satkar Ulama ini dibangun untuk menjadi wadah bagi anggota Partai Golkar. Karena saat itu, banyak ormas yang didirikan yang berkaitan pada partai politik,” ceritanya.

Idris menyatakan bahwa HM Soeharto merupakan sosok yang taat kepada Allah SWT, taat kepada Rasul, dan yang paling penting kepada para pemimpin umat atau ulama. Hal itu lah yang mendorong HM Soeharto mendirikan Satkar Ulama, sebagai wadah ulama di Golkar sekaligus untuk membangun hubungan harmonis antara ulama dengan umara. {}