Sederet Figur Potensial Maju Pilgub Sumsel: Dari Bobby Rizaldi Hingga Tantowi Yahya

Berita Golkar – Jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, Partai Golkar belum menentukan calonnya untuk maju Pilgub Sumatera Selatan (Sumsel). Meski begitu, ada sederet nama yang santer diisukan bakal maju. Mulai dari mantan duta besar hingga pihak eksternal Partai Golkar.

DPD Partai Golkar Sumsel menyatakan hingga kini belum final siapa nama Bakal Calon Gubernur yang akan diusung pada Pilgub Sumsel, 27 November 2024 mendatang.

“Untuk Pilgub Sumsel memang belum final. Kita Partai Golkar akan membuka pendaftaran setelah lebaran ini sembari menunggu petunjuk teknis dari DPP Partai Golkar,” ungkap Ketua Pemenangan Pemilu DPD Partai Golkar Sumsel 2, DR Hilmin SPdi MPdi kepada Sripoku.com, Rabu (3/4/2024).

Meski demikian Hilmin mengatakan sederet nama-tama tokoh potensial yang beredar di internal kader Golkar antara lain Ketua DPD Partai Golkar Sumsel Bobby Adhityo Rizaldi SE Ak MBA CFE, dan Ketua Harian DPD Partai Golkar Sumsel DR Hj Anita Noeoringhati SH MH yang juga ketua DPRD Sumsel. Kemudian dari DPP Golkar ada Tantowi Yahya (mantan Duta Besar RI Selandia Baru, dan juga musisi).

“Kemudian tidak menutup kemungkinan juga dari pihak eksternal yang akhir-akhir ini cukup santer juga beredar yakni Pak Agung Firman Sampurna (AFS), yang notabene juga keluarga besar Partai Golkar,” kata Hilmin.

Ditegaskan Hilmin yang pernah menjadi anggota Fraksi Demokrat DPRD Ogan Ilir 2014-2017, memang AFS bukan kader Golkar karena berstatuskan PNS.

Akan tetapi Ketum PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia) ini menurutnya sangat dekat dengan keluarga besar Golkar karena orangtuanya politisi senior Golkar (anggota Fraksi Golkar DPR RI Drs H Kahar Muzakir).

“Tetapi itu kan belum bisa kitapastikan karena mekanisme penjaringan belum kita buka secara resmi dan belum kita umumkan ke publik.

Tetapi sebagai untuk pelajaran, kader internal Golkar ada yang siap,” kata pria kelahiran Desa Serikembang Kecamatan Muara Kuang Kabupatan Ogan Ilir 1 Desember 1986.

Dijelaskan Hilmin, untuk memilih Bakal Calon Kepala Daerah (Bacakada) yang diusung, Partai Golkar itu memegang prinsip PDLT (Prestasi, Dedikasi, Loyalitas, Punya Integritas dan tidak Tercelah). Itu azaznya.

“Lalu yang berikutnya, kita tetap mempertimbangkan aspirasi publik. Dari aspirasi publik itu kita bisa telusuri melalui jalur hasil survei,” ujar mantan politisi Partai Demokrat.

Hasil suvei ini juga menjadi pertimbangan. Dari hasil survei akan melihat tingkat keterkenalan (popularitas), elektabilitas (tingkat kesukaan), dan tingkat keterpilihan.

Lalu selanjutnya Partai Golkar juga mempertimbangkan orang-orang yang memiliki kapasitas untuk membangun Sumatera Selatan.

“Jadi partai golkar memiliki pandangan bahwa Sumatera Selatan ini sudah waktunya provinsi yang harus bermain di skala internasional.

Nah itu membutuhkan sosok pemimpin yang dulu ada kader kita Pak Alex Noerdin yang sangat visioner, itu kita memiliki kriteria seperti itu,” jelasnya.

Ia juga menyebut bisa jadi partai golkar mengusung koalisi sendiri di luar dua koalisi yang hari ini sudah cukup santer beredar.

Sehingga Partai Golkar menginginkan sebuah paradigma baru tawaran konsep baru untuk Sumatera Selatan kedepan yang lebih unggul.

“Hari ini kita lihat yang berkompetisi dua poros ini bisa kita katakan poros lama. Yang satunya mantan gubernur (Herman Deru), dan yang satunya mantan wakil gubernur (Mawardi Yahya).

Menurut Hilmin, golkar menginginkan sebuah perubahan yang totalitas, yang visioner, sehingga kedepan Sumatera Selatan sudah bicara pada level internasional. Baik sisi ekonomi, sosial, budaya, pengolahan sumber daya alam yang go green berbasis lingkungan. “Sumatera Selatan ini kan bisa dikatakan kondisi yang sangat darurat persoalan lingkungan,” terangnya.

Koalisi dengan Partai Lain

Hilmin juga mengakui memang sudah melakukan komunikasi nonformal dengan partai lain, tidak secara formal karena belum waktunya.

Masih merupakan komunikasi karena kedekatan pertemanan, komunikasi karena satu backgroun organisasi di luar partai sehingga itu lebih cair dengan tokoh-tokoh PAN, tokoh-tokoh PDIP, dengan tokoh-tokoh partai lainnya.

Sehingga itu menyamakan visi dan persepsi. Sehingga kedepan koalisinya itu koalisi yang saling menguatkan, tidak ada yang terlalu mendominan tetapi koalisi yang sama-sama happy.

Partai Golkar sendiri di Pileg 2024 berhasil memiliki 12 kursi di DPRD Sumsel sehingga perlu tambahan 3 kursi lagi untuk bisa mengusung bakal calon gubernur.

“Kita juga akan menghimpun dari partai-partai yang kursi sedikit seperti PKN ada satu kursi. Dan beberapa partai lainnya. Dan itu tidak menutup kemungkinan dengan kursi itu Golkar sudah bisa mengusung calon sendiri,” ujarnya.

Namun kalau target hanya untuk mengusung pasangan calon tidak harus seperti itu. Tetapi menurutnya Partai Golkar menginginkan membangun Sumsel ini dengan keguyuban dan gotong royong. Artinya semakin besar koalisi itu, semakin baik untuk menata Sumsel kedepan.

“Pertimbanganya bukan hanya tiket untuk mendapatkan calon di Pilkada. Tetapi membangun suasana kebersamaan dengan doktrin partai golkar kegotongroyongan. Tetap kita bangun komunikasi lintas partai politik,” pungkasnya. {sumber}