DPD II  

Sekar Tandjung Ungkap Alasan Memulai Karir Politik Dari Struktur Bawah Partai Golkar

Berita GolkarBuah jatuh tak jauh dari pohonnya. Begitu kira-kira peribahasa yang bisa mewakili pilihan profesi yang dijalani oleh seorang Sekar Tandjung, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) II Partai Golkar Kota Solo ini. Namanya belakangan ini tak asing lagi di telinga publik. Sosoknya juga seringkali mengisi halaman pemberitaan media massa. Sekar Tandjung dianggap sebagai representasi politik masa depan bangsa.

Sebagai putri bungsu pasangan politisi senior Akbar Tandjung dan Krisnina Maharani, bukanlah sebuah pilihan yang mustahil apabila Sekar juga memilih jalan hidup sebagai politisi, mengikuti jejak sang ayah. Tapi dirinya sendiri tak menyangka apabila jalan sebagai seorang politisi akan dipijaknya dalam waktu secepat ini.

“Dari dulu saya merasa, pasti akan tiba waktunya saya terjun di dunia politik,” begitu ujar Sekar seperti dikutip oleh redaksi Golkarpedia.com pada pemberitaan Gatra.com berjudul Sekar Krisnauli Tanjung & Karir Dari Bawah.

Sekar memulai kiprah di dunia politik dari kota kelahiran sang ibu, Kota Solo, Jawa Tengah. Pada April lalu, Sekar –yang baru 26 tahun– menjadi sosok muda yang terpilih memimpin Partai Golkar di Kota Bengawan itu. Keterpilihannya sekaligus memunculkan harapan baru di tengah gersangnya regenerasi Partai Golkar di Kota Solo.

Gaya berpolitiknya pun juga unik, Sekar yang lulusan jurnalisme Boston University, Amerika Serikat, ini memulai gebrakan dengan bersilaturahmi dan menyambangi ketua partai lainnya di Kota Solo. Langkah Sekar Tandjung banyak mendapat pujian, ia dianggap sebagai sosok yang berani melangkah berkomunikasi secara politis dengan partai lain di tengah bekunya komunikasi politik partai-partai di Kota Solo.

Langkah pertamanya yakni mengunjungi Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) F.X. Hadi Rudyatmo. Ia juga kemudian berkunjung ke Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), hingga Partai Amanat Nasional (PAN).

Langkah penyuka konser dan fans grup musik Efek Rumah Kaca ini memang sedikit berbeda dengan kedua kakaknya yang lebih dulu terjun di dunia politik dan memilih panggung nasional. Kakak sulungnya, Fitri Krisnawati Tanjung, mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dari daerah pemilihan (dapil) Sumatera Utara. Sedangkan kakaknya yang lain Triana Krisandini Tandjung, menjadi bakal calon legislatif (Bacaleg) DPR RI Partai Golkar dari dapil Riau.

Hanya Sekar Tandjung yang bertarung di tingkat kota, yakni Kota Solo Dapil Laweyan. Posisinya sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kota Solo yang membuatnya harus bertarung di tingkat kota. Meski begitu, ia merasa berkontestasi pada posisi ini memberikan pengalaman yang baik.

“Banyak pembelajaran baru yang saya dapat. Banyak penyesuaian yang saya alami, dan membuat saya punya perspektif lebih luas, saat saya nanti berkarir secara jangka panjang di dunia politik. Makanya saya ingin merintis dari bawah, kalau kita langsung di atas, pasti gampang juga hilangnya,” katanya.

Keinginan Sekar Tandjung yang meniti karir politik dari struktural bawah Partai Golkar agaknya perlu ditiru untuk generasi seusianya. Meski ia memiliki benefit dan previlege sebagai putri legenda hidup Partai Golkar, Akbar Tandjung, bukan berarti Sekar Tandjung bebas melangkahi karir struktural di Partai Golkar. Pada akhirnya, Sekar akan tumbuh mekar pada waktunya nanti. {redaksi}