Sentil Didik Rachbini, Ilham Permana: Kontribusi Industri Manufaktur Kita Terhadap PDB Tertinggi Se-ASEAN

Berita Golkar – Parlemen tak sependapat dengan kritik yang disampaikan oleh ekonom senior Prof Didik J. Rachbini bahwa Pemerintahan Prabowo-Gibran tak ada gebrakan dari sektor industri untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.

Jelang 100 hari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, menurut Didik J Rachbini belum melihat adanya ‘tendangan’ yang berarti dari sisi ekonomi. Padahal, Prabowo mendambakan ekonomi menjulang 8 persen.

Dalam sebuah seminar daring bertajuk ‘Evaluasi kritis 100 hari Pemerintahan Prabowo bidang Ekonomi’, Pendiri Indef ini, menyoroti lemahnya kinerja Kementerian Perindustrian (Kemenperin) untuk bisa diandalkan mendongkrak pertumbuhan ekonomi dengan angka yang ambisius tersebut.

Anggota Komisi VII DPR RI Ilham Permana menilai pendapat Rektor Universitas Paramadina ini tak mendasarkan sepenuhnya kepada basis data atas pencapaian sektor industri mencapai 33% dari total investasi nasional. Termasuk Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur yang terus berada di zona ekspansi, kinerja ekspor industri serta kondisi IKI atau Indeks Kepercayaan Industri bulan Desember 2024 masih bertahan pada posisi ekspansi, yaitu sebesar 52,93.

Ilham melihat posisi IKI bulan Desember tahun lalu telah ditopang oleh terjadinya ekspansi 19 subsektor dengan kontribusi terhadap PDB Industri Manufaktur Nonmigas Triwulan II 2024 sebesar 90,5%.

Sebagai mitra kerja Kementerian Perindustrian, Anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI ini menegaskan bahwa data kuantitatif justru menunjukkan capaian signifikan di bawah kepemimpinan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (AGK).

“Di bawah kepemimpinan Menperin Agus Gumiwang, kami sebagai counterpart sektor industri manufaktur tetap menjadi motor penggerak utama perekonomian nasional. Pada 2023, kontribusi sektor ini terhadap PDB mencapai 17,6%, tertinggi di Asean. Ini menunjukkan bahwa fondasi industri kita masih sangat kuat dan terus berkembang,” tegas Ilham, dikutip dari Suara Karya.

Dia menekankan point keberhasilan Kemenperin dalam mendorong hilirisasi sebagai strategi utama pembangunan ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari realisasi investasi di sektor industri mencapai 33% dari total investasi nasional pada 2022, dengan fokus pada sektor strategis seperti logam dasar dan kimia.

“Dari data yang kita peroleh sebagai mitra kerja Kemenperin, ekspor salah satu sub sektor industri yakni produk olahan nikel telah meningkat dari hanya USD 1,1 miliar pada 2017 menjadi USD 30 miliar pada 2022 adalah bukti nyata keseriusan pemerintah dalam meningkatkan nilai tambah produk nasional,” jelasnya.

Ilham menyebutkan, data Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur juga terus berada di zona ekspansi adalah bukti lain keberhasilan strategi industri Menperin AGK selama menjadi pembantu Presiden Joko Widodo dan kini melanjutkan kembali tugas yang dipercayakan kepadanya dari Presiden Prabowo Subianto.

“Rata-rata PMI manufaktur kita di angka 52,5 pada 2023. Ini menunjukkan industri kita tidak hanya bertahan. Akan tetapi berkembang meski di tengah tekanan global,” jelas Ilham.

Selain itu, nilai ekspor produk manufaktur Indonesia mencapai USD 212 miliar pada 2022, dengan pertumbuhan signifikan di sektor makanan olahan, kimia, dan tekstil.

“Fakta ini membantah pandangan yang mengatakan sektor industri kita stagnan. Justru, roadmap Making Indonesia 4.0 mulai membuahkan hasil nyata,” tandas Ilham.

Perbandingan Vietnam Tak Sepadan

Ilham juga mengkritisi perbandingan yang dibuat Prof. Didik soal pertumbuhan ekspor yang menilai Vietnam lebih perkasa ketimbang Indonesia.

“Vietnam memang mencatat pertumbuhan ekspor tinggi. Akan tetapi juga jangan lupa struktur ekonominya berbeda dengan Indonesia. Vietnam masih mengandalkan tenaga kerja murah, sementara kita fokus pada hilirisasi dan peningkatan nilai tambah. Strategi ini lebih berkelanjutan untuk jangka panjang karena Republik memiliki masa depan yang lebih prospektif menjadi negara maju,” beber Ilham.

Politisi Muda Partai Golkar ini juga menggarisbawahi pentingnya sektor industri sebagai penyerap tenaga kerja. Pada 2023, sektor ini menyerap 19 juta tenaga kerja, atau sekitar 13,4% dari total tenaga kerja nasional. “Ini adalah bukti konkret bahwa sektor industri berkontribusi langsung pada kesejahteraan rakyat,” tambahnya.

Ilham pun menepis kritik terbuka Prof. Didik yang menyebut tidak adanya gebrakan dari tim ekonomi Prabowo Subianto.

Menurutnya, kritik Didik hanya ilusinya saja yang melihat Pemerintah yang sedang atau sudah bekerja dinilainya tak pernah berprestasi untuk rakyat.

Pandangan Prof Didik yang pernah aktif di partai politik dan menjadi calon kepala daerah namun gagal sebagai Wagub DKI ini dinilai tidak sepenuhnya mencerminkan kenyataan.

“Kritik itu sah-sah saja, tetapi harus didasarkan pada data dan fakta. Kenyataannya, program hilirisasi, peningkatan ekspor, dan investasi strategis yang dirancang oleh Menperin Agus Gumiwang telah menunjukkan hasil nyata. Mencapai pertumbuhan ekonomi 8% memang bukan tugas mudah. Akan tetapi, penilaian kami di legislatif melihat pemerintah sudah berada di jalur yang benar. Sudah on the right track,” jelas Wakil Rakyat DPR RI Dapil Jabar III (Kabupaten Cianjur dan Kota Bogor)

Ilham menegaskan bahwa target pertumbuhan ekonomi 8% hingga 2028 adalah cita-cita besar yang memerlukan kolaborasi semua pihak, termasuk pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat.

“Kami di DPR RI bersama Kementerian Perindustrian terus mendorong program yang inovatif dan berkelanjutan. Keberhasilan yang sudah dicapai oleh Pak AGK sebagai Menperin, harus terus diperkuat, bukan justru dikerdilkan apa yang telah dilakukan selama ini untuk memperkuat pondasi ekonomi bangsa,” tegasnya.

Ilham Permana mengajak seluruh pihak untuk mendukung langkah pemerintah dalam mewujudkan perekonomian yang lebih kuat dan inklusif.

“Kritik itu penting, tetapi kita juga harus objektif dan menghargai upaya serta capaian yang sudah diraih. Saya lebih menaruh atensi masukan maupun kritik kepada eksekutif termasuk kami yang ada di legislatif yang sifatnya objektif, proporsional, independen serta tidak tendensius. Kita harus bekerja bersama dengan semangat persatuan dan kesatuan untuk Indonesia yang lebih baik  Indonesia yang mensejahterakan dan memakmurkan rakyatnya dengan mensukseskan Asta Cita Presiden Prabowo,” pungkasnya. {}