Berita Golkar – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Singgih Januratmoko, mendorong pemanfaatan Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sebagai posko tanggap bencana menyusul banjir, longsor, dan gempa yang melanda Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, serta sejumlah wilayah di Jawa.
Berdasarkan data BNPB per Jumat (28/11/2025) sore, total 174 orang meninggal dunia dan 79 masih hilang akibat bencana di Sumatera. Aceh menjadi wilayah dengan korban terbanyak, yaitu 116 orang meninggal dan 42 hilang.
Di Sumatera Utara tercatat 35 orang meninggal dan 25 hilang, sementara Sumatera Barat melaporkan 23 meninggal dunia dan 12 hilang. Puluhan ribu warga juga terpaksa mengungsi, termasuk 33.817 KK atau 119.988 jiwa di Aceh.
Singgih menilai, kebutuhan makanan siap saji dan pemenuhan nutrisi bagi pengungsi harus menjadi prioritas utama dalam masa tanggap darurat. Dia melihat, Dapur SPPG memiliki infrastruktur yang dapat segera dialihfungsikan menjadi dapur umum darurat.
Menurutnya, dapur terstandarisasi yang dimiliki SPPG dapat menjadi pusat logistik pangan di wilayah terdampak. Oleh karena itu, dia mendorong Kementerian Sosial dan BNPB mengeluarkan instruksi resmi untuk mengaktifkan Dapur SPPG sebagai posko darurat di bawah koordinasi BPBD.
Selain itu, dia meminta adanya penguatan kapasitas SDM dapur melalui pelatihan penanganan logistik bencana serta memastikan aliran anggaran darurat yang cepat dan fleksibel untuk operasional dapur. Dia menilai, pemanfaatan Dapur SPPG mencerminkan adaptasi program pemerintah dalam situasi krisis.
“Inovasi pemanfaatan Dapur SPPG ini menunjukkan bahwa program pemerintah dapat beradaptasi dan menjadi solusi di tengah krisis. Ini adalah wujud gotong royong dan negara hadir secara nyata di saat masyarakat sedang kesulitan,” tutupnya. {}













