Berita Golkar – Sosok Ketua Komisi II DPR RI, Ahmad Doli Kurnia merupakan contoh politisi yang paripurna. Memiliki latar belakang pendidikan mumpuni, organisasi yang dijalani dengan kaffah, bertahapnya karir politik dari bawah hingga menjejaki pintu elit politik nasional seperti saat ini adalah sekelumit gambaran tentang Ahmad Doli Kurnia.
Di tengah disrupsi perpolitikan nasional dewasa ini, tak banyak politisi yang lahir dari rahim organisasi. Doli adalah sosok berkarakter yang mampu melawan trend kekinian dimana banyak begawan ekonomi masuk ke dunia politik. Namun, justru karakter seorang organisatoris yang dimiliki Doli menjadi pembeda.
Melalui berbagai organisasi kampus, kemahasiswaan, kepemudaan dan agama yang salah satunya adalah HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) Ahmad Doli Kurnia menapaki karir organisasi yang kemudian berhilir di dunia politik. HMI sendiri merupakan organisasi ekstra kampus terbesar di Indonesia. Alumninya sudah menyebar ke seluruh nusantara. Nama besar seperti Jusuf Kalla, Anies Baswedan, hingga Akbar Tandjung lahir dari organisasi ini.
Sewaktu mengenyam pendidikan tinggi di Fakultas MIPA Unpad (Universitas Padjajaran) Bandung pada rentang tahun 1991 sampai 1996. Ia menganggap organisasi sebagai kebutuhan bagi dirinya meningkatkan kapasitas diri, tidak sekadar kuliah, pulang, kuliah, pulang. Ia mulai merambah berbagai organisasi di kampus yang menarik minatnya.
Pada organisasi intra, Ahmad Doli Kurnia pernah tercatat Ketua Himpunan Mahasiswa Matematika FMIPA UNPAD Tahun 1992 – 1993, Ketua I Senat Mahasiswa FMIPA UNPAD Tahun 1992 – 1993, Ketua Umum Senat Mahasiswa FMIPA UNPAD Tahun 1993 – 1994 dan Ketua Komisi Organisasi Presidium/Senat Mahasiswa UNPAD Tahun 1993 – 1994.
Sedangkan untuk organisasi eksternal kampus, HMI menjadi pilihan organisasi bagi Ahmad Doli Kurnia. HMI menjadi tempatnya menempa diri, sesuai dengan yang dikatakan salah satu tokoh senior sekaligus sejarawan HMI Agussalim Sitompul, HMI merupakan kawah candradimuka bagi mahasiswa Islam Indonesia.
Pria yang lahir di Medan pada 26 Juli 1971 dari pasangan H. Zainuddin Tandjung dan Hj. Nurhafni Tambunan ini benar-benar memegang ucapan Agussalim Sitompul. Ia berproses di HMI, hingga perlahan tapi pasti karir organisasinya menanjak. Pada tahun 1992-1993, Ahmad Doli Kurnia yang masih menjadi mahasiswa mendapat jabatan pertamanya di organisasi. Ia diamanahi menjadi Ketua Bidang PTKP HMI Komisariat FMIPA UNPAD.
Sejak menapaki jabatan pertamanya itu, karir Ahmad Doli Kurnia melesat di HMI, setelah dari komisariat ia didapuk untuk menjabat sebagai Ketua Bidang Eksternal Koordinator Komisariat (Korkom) HMI UNPAD pada tahun 1993-1994. Di tahun tersebut, Ahmad Doli Kurnia juga diamanahi jabatan sebagai Ketua Bidang Kemahasiswaan dan Tahun Kemasyarakatan HMI Cabang Bandung.
Selang satu tahun kemudian, pada periode 1995-1997, Ahmad Doli Kurnia menjabat Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan Badko HMI Jawa Bagian Barat. Tidak berhenti di situ, PB HMI pun akhirnya bisa ia jajaki. Jabatan pertama di PB HMI adalah sebagai Ketua Bidang Kekaryaan PB HMI pada periode 1997-1999.
Di periode 1999-2001, ia berada di puncak karir sebagai kader HMI, meski tidak berada di pucuk pimpinan, Ahmad Doli Kurnia berhasil menjadi orang kedua di PB HMI yakni sebagai Sekjen PB HMI.
Pada rentang waktu 2002-2004 pasca demisioner dari kepengurusan PB HMI, Ahmad Doli Kurnia ditunjuk untuk menjadi Asisten Staf Khusus Wakil Presiden RI (Hamzah Haz). Ahmad Doli juga pernah menjadi Komisaris PT. Balai Pustaka pada tahun 2006-2010. Tahun 2004-2007, ia menjadi Staf Ahli Komisi 6 DPR-RI.
Segala proses yang ia jalani di organisasi termasuk HMI nyatanya memang tidak sia-sia, HMI pun menjadi pembuka jalan bagi seorang Ahmad Doli Kurnia mengenal banyak orang dan membuat jejaring politik.
Salah satu orang yang ia kenal secara baik melalui HMI dan memiliki pengaruh besar pada kehidupannya adalah Akbar Tanjung. Politisi senior Partai Golkar itu melihat bakat organisasi yang dimiliki seorang Ahmad Doli Kurnia. Hal ini pula yang membuat Akbar Tanjung merestui Ahmad Doli Kurnia maju sebagai calon Ketua Umum KNPI periode 2008-2011.
Naluri Akbar Tanjung benar, Ahmad Doli Kurnia memang lihat melobi dan berdiplomasi. Doli Kurnia pun terpilih sebagai Ketua Umum KNPI pada periode tersebut. Ahmad Doli Kurnia benar-benar menjelma sebagai kader ideologis seorang politisi besar seperti Akbar Tanjung.
Akbar Tanjung pula yang membuat Ahmad Doli Kurnia memasuki gelanggang politik di Partai Golkar. Jabatan pertama yang ia tampuk di Partai Golkar adalah sebagai Ketua Umum DPP AMPI salah satu organisasi underbow Partai Golkar pada periode 2003-2010. Mulai dari situ, kembali karir politik Ahmad Doli Kurnia di Partai Golkar menanjak.
Pada tahun 2008-2013 Ahmad Doli Kurnia menjabat sebagai Wakil Sekjen PPK Kosgoro 1957, dilanjutkan pada 2009-2015 sebagai Wakil Ketua Umum PP Angkatan Muda Partai Golkar, rentang tahun 2009-2015 di bawah kepemimpinan Aburizal Bakrie, Ahmad Doli Kurnia ditempatkan sebagai Wasekjen DPP Partai Golkar.
Dengan segudang pengalaman organisasi yang dimiliki Ahmad Doli Kurnia, tentu kapasitas maupun pemikirannya terbangun secara progresif. Hal itu bisa terlihat dalam berbagai kesempatan pada sidang-sidang Komisi II DPR RI atau saat ia dimintai pendapat oleh para pewarta, Doli senantiasa memberikan pernyataan yang terukur. Retorikanya pun berkelas.
Pantas apabila Fraksi Partai Golkar DPR RI memberi posisi Doli sebagai Ketua Komisi II DPR RI yang membidangi persoalan Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Aparatur dan Reformasi Birokrasi, Kepemiluan, Pertanahan serta Reforma Agraria.
Terbiasa berkecimpung di dunia organisasi membuat Doli memahami betul persoalan di Komisi II DPR yang tak begitu jauh dengan struktur serta agenda-agenda kepemerintahan. Jika dalam organisasi, ada agenda perumusan AD/ART dalam setiap kongres atau musyawarah, maka di DPR RI, perumusan undang-undang menjadi pekerjaan sehari-hari Ahmad Doli Kurnia
Menjelang Pemilu 2024, tugas Doli sebagai Ketua Komisi II DPR RI semakin intensif. Tanggung jawabnya besar guna memastikan kelancaran penyelenggaraan pesta demokrasi, Pemilu serentak 2024. Sebagai upaya memastikan berjalannya Pemilu 2024, Ahmad Doli Kurnia senantiasa mengunjungi berbagai daerah se-Indonesia untuk berdialog dengan KPU di tingkat provinsi dan kabupaten/kota mengenai kendala yang dihadapi.
Dalam perannya melaksanakan tugas-tugas legislasi, berbagai revisi aturan perundangan telah ditelurkan dari buah pikir Komisi II DPR RI yang dipimpin Ahmad Doli Kurnia. Semisal revisi UU ASN (Aparatur Sipil Negara), pembahasan serta pengesahan 7 RUU Provinsi, dan paling strategis adalah Komisi II DPR RI berhasil mengesahkan RUU IKN menjadi undang-undang.
Pengesahan UU IKN ini sekaligus memberi kepastian hukum atas pemindahan ibukota dari Jakarta ke IKN Nusantara yang berada di Penajam Paser Utara, Kalimantan. Cita-cita pemerataan pembangunan di Indonesia dalam visi pemindahan ibukota negara bakal segera terwujud. Doli telah menuliskan tinta sejarah untuk dirinya sendiri dalam proses ini.
Di Pemilu 2024, Ahmad Doli Kurnia kembali terpilih dengan raihan 141.928 suara. Capaiannya itu menjadikan Doli sebagai Caleg DPR RI peraih suara tertinggi di Dapil Sumatera Utara III. Capaian suara tersebut sekaligus menjadi bukti kepercayaan masyarakat yang dititipkan di bahu seorang Ahmad Doli Kurnia. {redaksi}