Berita Golkar – Anggota Komisi A DPRD Sumut Frans Dante Ginting mengajak Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH), Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (Ketapangnak), Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dan Perum Bulog Sumut, untuk berkolaborasi menstabilkan harga beras yang semakin “menggila” dan tak terkendali di daerah ini.
“Keempat instansi ini harus bersinergi dengan melakukan langkah antisipasi melonjaknya harga beras di Sumut, untuk menghindari keresahan masyarakat,” kata Frans Dante Ginting kepada wartawan, Sabtu (7/10/2023), melalui telepon di Medan.
Dalam kasus ini, politisi Partai Golkar ini juga meminta Pj Gubernur Sumut Hassanudin segera memerintahkan jajarannya, agar bergerak cepat mengatasi penderitaan masyarakat yang saat ini kesulitan membeli beras, karena kenaikannya semakin tidak terkendali.
“Pantau sentra produksi pertanian di Sumut, terutama daerah penghasil lumbung beras saat ini, seperti Deliserdang, Simalungun, Serdang Bedagai dan daerah lainnya. Jika ada kebutuhan petani untuk meningkatkan produksi pertaniannya, berikan suntikan dana. Sebab, kenaikan harga beras ini diperkirakan terus terjadi hingga Januari 2024,” katanya.
Apalagi saat ini sudah memasuki awal Oktober, sehingga dalam waktu dekat akan memasuki perayaan Natal dan Tahun Baru, yang tentunya kebutuhan beras semakin meningkat. Alangkah bijaknya instansi yang berhubungan soal pengadaan beras ini terus berupaya menstabilkan harga beras.
“Berdasarkan hasil peninjauan kita ke sejumlah pasar dan toko grosir beras di Medan, kenaikan harga beras kualitas premium sudah dibanderol Rp13.500- Rp14.500/Kg, yang sebelumnya berada di angka Rp11.500-Rp12.000/Kg. Terjadi peningkatan harga acuan penjualan (HAP), yakni Rp11.500/Kg,” katanya.
Bahkan Perum Bulog sendiri, tambahnnya, sudah menaikkan harga beras lebih dari 15 persen yakni harga sebelumnya Rp8.600/Kg dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp9.950/Kg, menjadi Rp10.250/Kg dengan HET Rp11.500/Kg.
“Di sini kita harapkan Pj Gubernur Sumut menunjuk Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov Sumut melakukan analisa, serta identifikasi secara matang sekaligus membuat tim terpadu untuk melakukan investigasi penyebab kenaikan harga beras yang semakin tidak terkendali,” katanya.
Frans Dante merasa aneh, adanya tren kenaikan harga beras di wilayah yang harusnya surplus beras atau daerah sentra penghasil beras, seperti Kabupaten Deliserdang, Sergai, Simalungun, dan sejumlah daerah di Sumut.
“Harus kita ingat, persoalan pangan harus segera diselesaikan, sebab masalahnya berkaitan erat dengan hajat hidup orang banyak. Di sinilah nantinya tugas tim terpadu mengendalikan harga beras sekaligus meneliti penyebab kenaikan harga yang begitu melonjak di pasaran,” katanya. {sumber}