Berita Golkar – Peneliti Indikator Politik Indonesia, Hendro Prasetyo memaparkan hasil survei terbarunya terkait dengan pilihan parpol pascaputusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal uji materiil UU Pemilu, yang telah menghasilkan drama politik beberapa waktu belakangan ini. Meski begitu, PDIP tetap berhasil menduduki posisi puncak dengan raihan 25,2 persen.
“Kedua adalah Gerindra 14,5 persen, ketiga Partai Golkar 9,4 persen, PKB 7,6 persen, NasDem 6,8 persen, PKS 5,7 persen, PAN 4,5 persen, Demokrat 4,4 persen dan PPP 2,7 persen,” kata Hendro secara virtual dalam rilis temuan survei nasional bertajuk ‘Peta Elektoral Pasca Pengumuman Putusan MK’, Kamis (26/10/2023).
Ia pun membeberkan faktor atau alasan mengapa responden banyak memilih partai tersebut. Misalnya saja, ditemukan banyak pemilih yang masih memilih satu partai, karena faktor figur seperti PDIP. Tapi ada juga yang karena terbiasa memilih.
“Yang paling utama kita temukan di sini, (alasannya) karena terbiasa memilih partai tersebut, PKB ada 14,1 persen, PDIP juga demikian 28,4 persen,” ujarnya. “Kemudian Golkar (29,4 persen), PAN (14,3 persen), dan Demokrat (11 persen) juga banyak yang memilih partai ini karena sudah terbiasa,” tuturnya menambahkan.
Sedangkan 63,4 persen responden yang memilih Partai Gerindra, mengaku karena suka dengan Prabowo Subianto. Begitu pula dengan pemilih Partai NasDem, yang memilih karena pengaruh Surya Paloh sebesar 17,8 persen.
“Kemudian Demokrat kelihatan juga pak SBY 32,5 persen. Jadi pengaruh tokoh-tokoh ini terhadap partai sama besarnya, atau bahkan lebih besar untuk partai-partai tertentu jika dibandingkan kebiasaan,” tegasnya.
Sedangkan faktor lain, seperti faktor ideologis banyak yang memilih PKB 17,1 persen, karena merupakan partai Islam dan orang elite.
“Ketokohan ini tidak begitu muncul di PKB, tapi lebih kepada tradisi, ideologi itu lebih kuat. PKS agak berbeda, karena kebanyakan yang memilih karena kinerja partai (16,1 persen) atau karena saya mendukung kebijakan partai. Jadi rasional kenapa memilih partai ini,” ungkap dia.
Sedangkan untuk faktor basis partai, jika menurut wilayah, PDIP unggul di Sumatra 21,1 persen, sedangkan perolehan suara terbanyak kedua di Sumatra diraih oleh Gerindra 15,6 persen, dan NasDem 9,9 persen.
“Jawa Barat Gerindra (meraih) 22 persen, PDIP 15,2 persen, Golkar 13,3 persen. Jateng DIY (hasilnya) PDIP 42,9 persen, PKB 8,5 persen, dan Gerindra 7 persen. Jawa Timur (masih menjadi basis) PDIP 26,8 persen, PKB 24,9 persen, dan Gerindra 13,5 persen,” pungkas Hendro.
Diketahui, Indikator Politik Indonesia melakukan survei pada 16 sampai 20 Oktober 2023. Jumlah responden sebanyak 2.567 orang yang tersebar di seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional. Responden terpilih diwawancarai secara tatap muka oleh pewawancara yang sudah terlatih.
Survei menggunakan metode simple random sampling yang memiliki toleransi kesalahan atau margin of error sekira 1,97 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. {sumber}