DPD 1  

Syamsuar Tak Lagi Bergairah di Politik, Partai Golkar Riau Minta Kader Sabar Tunggu Waktu Musda

Berita Golkar – Serangan dan desakan mundur kepada Ketua DPD Partai Golkar Riau Syamsuar muncul pasca Pilkada dan Pilgub Riau 2024. Hal ini disebabkan banyaknya kegagalan yang diusung Partai Golkar di Pilkada serentak di Riau.

Sebelumnya kader senior Partai Golkar Suparman sudah mengeluarkan statement meminta perbaikan pada Golkar Riau yang dianggap pengurusnya sudah sangat rusak dengan kegagalan di Pilkada.

Menanggapi itu, Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Bappilu Partai Golkar Riau Ikhsan menegaskan jika  Syamsuar sudah tidak ada keinginan lagi untuk merebut posisi politik. Sebagai Partai Golkar partai yang besar, menurut Ikhsan ada mekanisme organisasi yang dilakukan.

“Ini baru 2-3 hari selesai Pilkada. Tenang saja, Pak Syamsuar tak ada ke inginkan lagi untuk merebut posisi politik dimana pun lagi,” ujar Ikhsan, dikutip dari Hallo Riau.

Nanti, menurut Ikhsan, akan ada Musyawarah Daerah (Musda) untuk menggantinya oleh karena itu ia meminta semua kader bersabar saja.

“Siapapun yang akan jadi ketua Golkar kedepan diharapkan bisa membawa kejayaan. Sampai hari ini partai Golkar masih dipimpin oleh pak Syamsuar,” jelas Ikhsan.

Isu Partai Golkar Pecah di Pilgub Riau, Sejumlah Kader Tidak Sejalan dengan Syamsuar. Partai Golkar di Riau terlihat tidak kompak dalam menghadapi kontestasi Pilkada Riau 2024.

Hal ini terlihat dari pasangan calon bupati dan wali kota yang tidak sejalan dalam pemenangan Paslon Gubernur di tingkat provinsi.

Seperti sebelumnya calon Walikota Pekanbaru Ida Yulita Susanti kader Partai Golkar yang mengkampanyekan Paslon lain yakni Abdul Wahid – SF Hariyanto.

Kemudian pasangan Adam-Sutoyo yang juga kader Partai Golkar merapat ke pasangan calon lain dan tidak bersama Syamsuar sebagai ketua DPD Partai Golkar pada Pilkada Riau.

Berikutnya menurut informasi yang beredar di internal partai Golkar, di Pilkada Kampar juga Syamsuar tidak sejalan dengan pasangan calon yang diusung Partai Golkar di sana Repol-Ardo, karena mendapat dukungan dari Ustadz Abdul Somad (UAS).

Ditambah lagi, informasi dari internal partai Golkar tersebut, Syamsuar tidak melibatkan banyak pihak dalam kampanyenya ke berbagai daerah, dia hanya berjalan sendiri.

Di Pilkada Inhil juga terjadi perpecahan, keberadaan Muhammad Wardan yang maju dengan Nasir di Pilkada Gubernur dan adanya kader Partai Golkar yang maju dengan partai lain di Pilkada Inhil yakni Feriyandi.

Begitu juga dengan Pilkada Rohul dua kader Partai Golkar berlawanan yakni Murnis diusung Partai Golkar, kemudian kader lainnya Tengku Rusli maju dengan partai lain.

Daerah lain juga, dua kader Partai Golkar berseteru yakni di Pilkada Kabupaten Rokan Hilir, pertarungan antara Afrizal Sintong sebagai petahana melawan kader senior Partai Golkar Bistamam.

Sebelumnya wakil ketua Bidang Pemenangan Pemilu Bappilu Partai Golkar Riau Ikhsan mengatakan jika Partai Golkar tetap solid di Pilkada tidak ada perpecahan.

Termasuk kader yang membelot dan tidak sejalan di tingkat Bupati dan Walikota tentunya menurut Ikhsan ada sanksi yang akan menunggu. “Kami solid untuk memenangkan pak Syamsuar-Mawardi di Pilkada,” ujar Ikhsan, seperti yang dilansir dari tribunnews. {}