DPD II  

Tak Dapat Kursi di DPRD, Ketua Partai Golkar Salatiga Dyah Puryati Mengundurkan Diri

Berita Golkar – Dyah Puryati mengajukan surat pengunduran dirinya sebagai ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Partai Golkar Kota Salatiga. Surat pengunduran diri tersebut disampaikan pada 22 Februari 2024, ditujukan kepada Ketua DPD Partai Golkar Panggah Susanto.

Surat tersebut berkop DPD Partai Golkar Salatiga bernomor 018/GOLKAR II/II/2024 dengan perihal Laporan Kondisi Obyektif Pasca-Pemilu 14 Februari 2024 dan Pengembalian Mandat.

“Dengan segala hormat saya selaku Ketua DPD Golkar Kota Salatiga menyatakan mengundurkan diri sekaligus menyerahkan mandat seluruh pengurus DPD Golkar Kota Salatiga kepada DPD Golkar Provinsi Jawa Tengah,” tulis Dyah di dalam surat yang diterima JPNN.com, Rabu (28/2).

Di dalam surat tersebut, Dyah Puryati juga mengungkapkan berbagai alasan yang menjadi dasar dirinya untuk mengundurkan diri. Salah satunya adalah mengenai hasil kurang memuaskan yang didapat Golkar Kotra Salatiga dalam Pemilu 2024.

Dia menyatakan bahwa pihaknya telah berupaya untuk memenangkan Golkar di Pemilu 2024 untuk wilayah Salatiga yang tersebar di empat daerah pemilihan (dapil).

Namun, hasil rekapitulasi sementara dari KPU di tingkat kecamatan, Golkar Kota Salatiga diprediksi tidak akan mendapatkan kursi di DPRD.

“Meski perhitungan akhir perolehan suara di tingkat kecamatan masih berlangsung yang selanjutnya diteruskan ke tingkat Kota Salatiga, diprediksi Parta Golkar Kota Salatiga tidak lolos, khusunya para caleg tidak akan memperoleh kursi di DPRD Kota Salatiga, karena dominasi PDIP, PKB, Gerindra, PKS dan Nasdem akan menguasi 25 kursi,” tulis Dyah di dalam surat tersebut yang diterima JPNN.com pada Rabu (28/2).

Selain itu, Dyah mengungkap rasa kekecewaannya terhadap DPD Partai Golkar Jawa Tengah yang tidak memberikan pendampingan secara intensif, serta tak ada perhatian dan kepedulian. Sehingga, dia mengaku timnya bergerak secara mandiri dan berjuang sendiri, dan merasa dijadikan anak tiri, padahal sudah ada komitmen bersama untuk pemenangan Golkar di seluruh daerah.

“Hampir dikatakan tidak ada perhatian dan kepedulian seolah DPD Golkar Kota Salatiga seperti di “anak tirikan” apalagi memperoleh dukungan logistik yang memadai sebagai wujud kepedulian DPD Partai Golkar Jawa Tengah, padahal pernah dijanjikan sebagai komitmen bersama. Namun, realitasnya tidak pernah terbukti,” ujar Dyah.

Dyah juga mengaku menemukan sebagian kader Golkar lebih mudah tergiur melakukan transaksi suara dengan imbalan yang menjanjikan. Hanya terssisa segelintir kader yang masih militan dan konsistern memberikan dukungan suara untuk Golkar.

“Sebagian lagi memang dengan sengaja membangun image bahwa Golkar adalah sebagai partai tua yang stagnan dalam visi dan misi, dipandang tidak mampu menjawab tantangan strategis,” ujarnya.

Di akhir surat, Dyah menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya karena tidak bisa memenuhi target pemenangan Partai Golkar di Salatiga. Hingga berita ini ditayangkan, JPNN.com berusaha mengonfirmasi Dyah Puryati dan DPD Golkar Jawa Tengah, tetapi belum ada respons. {sumber}