Berita Golkar –Peluang terbentuknya poros koalisi baru kembali menguat usai terjadinya pengkhianatan bacapres Anies Baswedan dan Partai NasDem terhadap Partai Demokrat. Dengan resminya partai pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) keluar dari barisan pendukung Anies, tentu membuka peluang terbentuknya poros baru bersama Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (AH).
Secara hitung-hitungan di atas kertas pun poros baru Demokrat dan Golkar bukan suatu hal mustahil untuk diwujudkan. Mengingat, Golkar memiliki 12,31 persen, sementara Demokrat 7,77 persen, maka kedua partai ini sudah memenuhi syarat Presidential Threshold (PT).
Ketua DPD Golkar Jawa Timur, Sarmuji tak menampik soal peluang ini namun ia enggan berkomentar jauh, mengingat pihaknya baru saja bergabung dalam barisan pendukung Prabowo Subianto, Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Akan tetapi peluang selalu ada karena tidak ada kepastian mutlak dalam berpolitik. Meski begitu ia tetap ingin menghormati posisi dari bagian KIM. Kalaupun nantinya akan ada perubahan arah, tentu semua keputusan ada di tangan Ketum Airlangga.
“Kami baru menerima Pak Prabowo, tapi politik memang dinamis. Kami belum mendengar opsi lain, tentu semua sudah menjadi ranah Ketum mau dibawa ke mana arah koalisi seperti apa, semua sudah kami mandatkan ke Ketum,” ujarnya saat dihubungi Inilah.com di Jakarta, Jumat (1/9/2023).
Kader Golkar lainnya, Tantowi Yahya juga mengatakan hal senada. Ia paham bahwa secara PT Demokrat dan Golkar sudah memenuhi syarat untuk membentuk poros baru. Namun sampai saat ini alternatif itu belum menjadi pembahasan resmi. “Belum ada pembicaraan ke arah sana,” ujarnya singkat kepada Inilah.com, di Jakarta, Jumat (1/9/2023).
Mencuatnya wacana ini seiring dengan pengakuan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menyebut bahwa pihaknya saat ini tengah dilobi untuk membentuk koalisi baru oleh salah satu menteri di kabinet Indonesia Maju saat ini.
SBY menjelaskan bahwa menteri tersebut mengaku akan menggandeng sejumlah partai politik lainnya untuk membentuk manuver baru dalam menghadapi Pilpres 2024. Wacana ini, tutur SBY, juga dipertegas oleh menteri tersebut sudah diketahui oleh orang yang sering kali dipanggil ‘Pak Lurah’ atau Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Ini sudah sepengetahuan Pak Lurah, kata-kata sang menteri, bukan kata-kata saya, kata-kata yang bersangkutan,” ujarnya saat memimpin Rapat Majelis Tinggi Demokrat, Jumat (1/9/2023).
SBY lantas menyebut bahwa adanya wacana tersebut bukan hanya sekedar menjadi informasi, namun sudah ada yang nyatanya menjadi fakta. Ia pun menyebut bahwa pihaknya mulai tertarik untuk mengetahui lebih dalam lagi manuver, koalisi bahkan hingga pasangan capres dan cawapres yang kedepan akan terjadi.
Menerka-nerka sosok menteri yang disinggung SBY, kuat dugaan mengarah kepada Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto (AH). Sebab Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan AH sudah pernah bertemu pada Mei 2023 silam, pertemuan ini sempat memunculkan wacana duet AH-AHY untuk maju dalam kontestasi Pilpres 2024. {Sumber}