Berita Golkar – Anggota Komisi IV DPR asal Partai Golkar, Firman Subagyo mendukung peran aktif industri dalam mendukung petani sawit mendapatkan sertifikat berkelanjutan. Demi menangkis tudingan Uni Eropa bahsa sawit asal Indonesia tidak pro lingkungan.
“Jelas kami sangat mendukung industri sawit nasional atau swasta yang mendorong petani sawit kita meraih sertifikat keberlanjutan (Indonesia Sustainable Palm Oil). Ini penting untuk menjawab isu lingkungan yang selalu disampaikan Uni Eropa,” kata Firman, Kamis (21/12/2023).
Selain itu, kata Firman, adanya sertifikasi keberlanjutan itu membuka peluang bagi petani sawit Indonesia menjadi lebih sejahtera. “Jadi, kami berharap semakin banyak swasta yang melakukannya,” ungkap Firman.
Ya, Firman benar. Seperti yang dilakukan PT Agrindo Indah Persada (AIP), bagian dari Wilmar Group, konsisten memberikan pendampingan kepada 1.741 petani sawit swadaya dalam meraih sertifikat sertifikat berkelanjutan.
Manager Koperasi Perkasa Nalo Tantan (KPNT), Ahmad Fahmi mengatakan, PT AIP telah mendampingi anggota koperasi memperoleh sertifikat ISPO sejak 2017. Sehingga pada 2019, KPNT berhasil meraih setifikat mandatory tersebut.
Alhasil, kata Fahmi, KPNT menjadi koperasi petani sawit swadaya yang perani meraih sertikat ISPO di Jambi. Hingga kini, KPNT ini berhasil mempertahankan sertifikat ISPO selama empat tahun berturut-turut.
“PT AIP telah mendampingi kami sejak awal, dari mempersiapkan administrasi, membina dan melatih, mendukung pembiyaan hingga kami meraih sertifikat ISPO,” kata Fahmi.
Hingga saat ini, kata dia, PT AIP telah mendampingi 909 petani anggota KPNT dengan luas lahan mencapai 3.328 hektare (ha). Pihaknya juga menjadi koperasi petani swadaya pertama di Indonesia yang menerima dana hibah dari pemerintah, sebesar Rp3,3 miliar. Ditambah satu unit excavator senilai Rp1,8 miliar dalam Program Sarana dan Prasarana (Sarpras) dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Pandangan senada disampaikan Ketua Koperasi Tanjung Sehati Lestari (KTSL), Jalal Sayuti bahwa pendampingan dari PT AIP sejak 2022, melahirkan dampak positif. Misalnya, banyak petani sawit yang anggota koperasi ini, meraih sertifikat sawit berkelanjutan (ISPO).
Saat ini, kata dia, KTSL beranggotakan 832 petani sawit yang mengelola kebun seluas 1.355 ha. “Dengan pendampingan dari perusahaan, kami dapat memenuhi kaidah-kaidah berkelanjutan sehingga berdampak pada kesejahteraan petani,” ujar dia.
Menurut Manager Pembelian TBS PT AIP, Junaedi, perseroan telah menerapkan transparansi skema harga perlakuan yang adil bagi koperasi petani swadaya yang telah bersertifikat ISPO dan Non-ISPO.
Dalam skema itu juga diterapkan skema harga berbasis mutu TBS. Selain itu juga diberlakukan jaminan penerimaan TBS petani jangka panjang melalui pola hubungan yang saling menguntungkan kedua pihak. “Kami sangat concern dengan kesejahteraan petani karena mereka adalah salah satu mitra utama perusahaan, ” kata Junaedi. {sumber}