Berita Golkar – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan bakal mendorong hilirisasi pembangunan industri LPG dalam rangka menekan angka impor gas.
Mulanya ia memaparkan saat ini produksi LPG dalam negeri terhitung masih minim, yakni sebesar 1,7 juta ton dari kebutuhan 8 juta ton per tahun. Sedangkan, untuk bisa memenuhi kebutuhan LPG di Indonesia, impor masih menjadi andalan Indonesia yang mencapai 6 juta-7 juta ton per tahun.
“Nah dalam rangka mengurangi impor gas kita, mau tidak mau kita akan dorong hilirisasi untuk membangun industri LPG,” ujar dia dalam acara BNI Investor Daily Summit 2024 di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (9/10/2024), dikutip dari CNN Indonesia.
Bahlil menyebut Indonesia masih memiliki potensi sumber LPG yakni dari jenis gas C3 (propana) dan C4 (butana) hingga 1,8 juta ton per tahun untuk bisa mendongkrak produksi LPG dalam negeri.
“Kita lagi main data kurang lebih hampir sekitar 1,8 juta yang kita akan dorong hilirisasi, sehingga dengan demikian sudah hampir 3,6 juta -3,7 juta daripada bahan yang bisa kita kelola untuk menjadi LPG,” ucapnya.
Upaya lain yang dilakukan untuk menekan jumlah impor LPG adalah dengan membangun jaringan gas (jargas) untuk rumah tangga untuk bisa memanfaatkan sumber gas dalam negeri menggantikan peran LPG tabung.
Ia menyebut jasgas di Jawa Barat hanya mencapai 4 persen, Jawa Tengah 2 persen-3 persen, dan Jawa Timur hampir 6 persen.
“Maka ke depan kami akan melakukan program jaringan gas. Jadi pipa induknya sudah kita bangun sekarang dari Jawa Timur masuk ke Jawa Tengah, Cirebon, Semarang, Batam. Karena gas kita itu lebih banyak ada di Jawa Timur, tapi karena enggak ada pipa penyambung, jadi enggak bisa,” ujar dia.
Berdasarkan data Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia 2023, impor LPG sepanjang 2023 telah tembus 6,950 juta ton atau sekitar 79,7 persen dari total kebutuhan LPG nasional sebesar 8,710 juta ton.
Jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar 3,13 persen apabila dibandingkan realisasi impor LPG 2022 yang tercatat hanya sebesar 6,739 juta ton. Adapun jika menengok dalam 10 tahun terakhir, impor LPG Tanah Air terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. {}