Berita Golkar – Anggota Komisi X DPR RI dari Partai Golkar Robert Joppy Kardinal menyebut Pemda Papua Barat Daya (PBD) dan kota Sorong harus berpikir keras soal kualitas SDM setempat.
Robert prihatin karena tren kasus anak berhadapan dengan hukum (ABH) di Kota Sorong, Papua Barat Daya meningkat selama 2023.
Robert Kardinal menyebut berdasarkan data PPA Satreskrim Polresta Sorong terdapat 52 kasus ABH di daerah ini tahun 2023. Dikatakan Robert Kardinal kasus yang ditangani Polres Sorong Kota anak di bawah umur menjadi pelaku pencurian kekerasan cabul hingga persetubuhan.
Menurut data di Polres Sorong Kota dari Januari hingga Desember 2023 data kasus ABH terus meningkat. Kenapa itu lanjut Kardinal sejumlah pemuda di Kota Sorong terlibat berbagai kejahatan yang sangat mengkhawatirkan itu.
“Ini bisa terjadi karena pemerintah setempat tidak memberikan ruang bagi kreasi anak-anak muda di sini berkembang ke arah positif,” kata Kardinal.
Ruang kreatif anak-anak muda itu bisa berupa fasilitas lapangan terbuka. Yaitu lapangan bola kaki bola volly Futsal Basket dan lainnya.
Semisal, lanjut Kardinal, setiap distrik ( kecamatan ) dibangun 1 lapangan terbuka serbaguna. Lalu di lingkungan lapangan serbaguna itu ada lapangan bola kaki volly basket futsal dan lainnya. Ini sangat berpotensi mendongkrak keekonomian UMKM mama-mama Papua setempat ke depan juga.
“Memang sulit bagi anak-anak muda berkreasi di kota Sorong. Karena ada berbagai hal yang mengganjal,” kata Kardinal.
Dikatakan semua fasilitas olahraga di kota Sorong dibisniskan (disewakan) kepada umum. “Mau main bola kaki harus sewa lapangan. Main bulu tangkis sewa lapangan per jam Rp65 ribu futsal Rp200 ribu per jam, begitu juga volly dan basket,” kata Kardinal.
Ini membuat anak-anak muda setempat tidak punya kegiatan untuk mengekspresikan hobi atau bakatnya. “Kita semua tahu bahwa bakat anak-anak di Sorong sangat potensial di bidang olahraga. Nah kalau dibina baik dengan menyiapkan fasilitas olah raga ke depan daerah maju pesat,” kata Kardinal.
Lahan – lahan kosong yang dibeli Pemda itu akan disemenisasi untuk berbagai kegiatan olahraga dan upacara bendera. Konsepnya, lahan itu akan disulap menjadi lapangan terbuka untuk kegiatan umum.
Lapangan ini tentu ada panggung jadi bilamana ada kegiatan pemda atau masyarakat silahkan gunakan lapangan ini, apakah itu senam pagi, upacara dan kampanye hal-hal positif. Namun, pembangunan lapangan ini membutuhkan perencanaan dan konsep yang matang.
“Jadi, ini salah satu program yang akan dikemas dengan matang,” urainya.
Dikatakan Kardinal, ambil contoh ruang terbuka yang dibangun Gubernur Ali Sadikin di DKI Jakarta. Ruang terbuka di DKI tersebut dibangun untuk kreasi anak muda. Tentunya ini untuk menghindari anak muda dari kejahatan yang membahayakan.
Ini perlu dipraktekkan di kota Sorong sebagai ibu kota Provinsi Papua Barat Daya. Hal itu seiring dengan semakin maraknya peredaran dan penyalahgunaan narkoba di wilayah Sorong. Juga keinginan yang kuat untuk menyelamatkan generasi muda penerus bangsa di daerah ini.
“Saat ini di Sorong tingkat penyalahgunaan narkoba sangat tinggi, dan untuk mengantisipasi dan mencegah penyebarannya perlu kerja sama berbagai pihak,” kata Kardinal.
Lebih lanjut, Kardinal sampaikan ke depan dalam upaya pencegahan peredaran dan penyalahgunaan narkoba sudah harus ada pembagian tugasnya.
Dia menyebut, beberapa faktor penyebab penyalahgunaan narkoba yang marak terjadi di masyarakat, di antaranya ada faktor keluarga, lingkungan serta teman sebaya. “Masalahnya di Kota Sorong tidak ada taman kota yang representatif ke arah refreshing bagi pemuda di daerah ini,” kata Kardinal.
Ia mengaku, di PBD hanya ada ruang terbuka untuk refreshing bagi anak muda dan masyarakat. Itu adanya di Alun-alun Aimas ibu kota Kabupaten Sorong. Berbeda dengan yang ada di Kota Sorong. Disebut di kota Sorong ada tapi bukan taman kota.
Itu hanya “trotoar” di depan Bandara DEO yang disuguhkan kepada warga kota Sorong ini sebagai taman kota, demikian Robert Kardinal yang menghubungi suarakarya.id melalui handphone-nya, siang tadi. {sumber}