Berita Golkar – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia membuka peluang ekspor listrik tak hanya ke Singapura. Syaratnya, ketentuan ekspor itu harus saling menguntungkan.
Diketahui, Bahlil telah meneken Nota Kesepahaman (MoU) tentang perdagangan listrik bersih lintas batas atau ekspor listrik dengan pemerintah Singapura. Dia pun membuka diri jika ada negara lain yang berminat untuk menjalin kerja sama serupa.
“Kita akan membuka selama itu saling menguntungkan, sekali lagi, yang namanya kerjasama itu harus saling menguntungkan. Win-win itu 50-50 bukan 70-30,” kata Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, dikutip Sabtu (14/6/2025), dikutip dari Liputan6.
Dia menjelaskan, dalam negosiasi dengan Singapura pun tak hanya membahas soal pengiriman listrik energi baru terbarukan (EBT) dari Indonesia. Tapi timbal balik berupa investasi hingga penguatan proyek hilirisasi.
“Itu yang selama ini saya bernegosiasi terus dengan Singapura agar harus saling menguntungkan,” ujar dia.
Untuk itu, jika ada negara lain yang berminat, Bahlil menekankan perlunya ada kerja sama yang saling menguntungkan. “Ketika sudah ada titik temu saling menguntungkan, maka saya pikir juga kita harus membuka diri. Tapi kalau tidak adil, itu yang saya selalu katakan bahwa harus kita wujudkan keadilannya,” tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) bersama pemerintah Singapura. Salah satunya berkaitan ekspor listrik ke Singapura.
Ekspor listrik energi baru terbarukan (EBT) menjadi salah satu dari tiga MoU yang ditandatangani Bahlil. Hal tersebut jadi bagian kerja sama antara kedua negara.
“Saya yakin hari ini adalah hari yang sangat bersejarah dalam proses panjang untuk menunjukkan komitmen antara pemerintah Singapura dan Indonesia dalam melakukan kerja sama pada energi hijau,” ungkap Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (13/6/2025).
“Khususnya ada tiga poin yaitu adalah perdagangan listrik, energi yang bersih kemudian, CCS (carbon capture and storage) dan yang ketiga adalah kita membangun kawasan industri hijau bersama di Kepri (Kepulauan Riau),” sambungnya.
Dia menegaskan, kerja sama Indonesia-Singapura ini harus saling menguntungkan keduanya. Ketika Indonesia mengirim listriknya, maka Singapura juga perlu ikut terlibat dalam pembangunan industri di dalam negeri.
“Kita kirim listrik ke saudara kita di Singapura, sekarang dalam negosiasi, nanti pemerintah Singapura bersama-sama dengan Indonesia untuk membangun kawasan industri bersama. Kita membangun hilirisasi di sini dan teman-teman kita di sana, saudara-saudara kita di Singapura kita kirim energi baru terbarukan,” tuturnya. {}