Berita Golkar – Sebuah malam penuh apresiasi dan refleksi mewarnai ajang The Best Indonesia Leader Award 2025 yang digelar Forum Peduli Prestasi Bangsa (FPPB) di Alam Indah Hotel & Resto, Semarang, Jumat (24/10). Di antara deretan tokoh nasional dan daerah, nama Prof. Dr. Dr. K.P.A. Henry Indraguna, S.H., M.H. disebut sebagai penerima penghargaan untuk kategori Penegakan Hukum dan Sosial Kemasyarakatan.
Ketika naik ke panggung untuk menerima penghargaan, ekspresi Prof. Henry Indraguna terlihat penuh syukur dan rasa bangga. Ia tidak menyembunyikan kebahagiaannya, namun tetap menunduk rendah, seolah menyadari bahwa penghargaan ini bukan akhir dari perjalanan panjangnya di dunia hukum dan pengabdian sosial.
“Saya merasa terhormat dan bersyukur atas penghargaan ini. Tetapi sesungguhnya, ini adalah tanggung jawab moral untuk terus menjaga integritas, memperjuangkan keadilan, dan mengabdi bagi masyarakat yang membutuhkan perlindungan hukum,” ujar Prof. Henry usai menerima penghargaan.
Sebagai sosok yang dikenal berwawasan luas dan berjiwa sosial tinggi, Prof. Henry Indraguna telah menempuh perjalanan panjang dalam berbagai bidang mulai dari pengacara, dosen, pengusaha, hingga politikus Partai Golkar.
Kiprahnya di dunia hukum sudah dimulai sejak awal 2000-an, ketika ia berani membela masyarakat kecil yang kerap terpinggirkan oleh sistem. Dalam banyak kasus, Prof. Henry Indraguna hadir tidak hanya sebagai penasehat hukum, tetapi juga sebagai jembatan empati antara rakyat kecil dan negara.
Selama lebih dari dua dekade, Prof. Henry yang juga menjabat sebagai Penasehat Ahli Balitbang DPP Partai Golkar ini dikenal sebagai sosok yang menjunjung tinggi nilai keadilan substantif, hukum yang tidak hanya tertulis di atas kertas, tetapi yang hidup dan berdenyut di tengah masyarakat. Melalui berbagai lembaga dan forum hukum, ia kerap mengedukasi publik tentang hak-hak konstitusional, mendorong transparansi aparat penegak hukum, serta aktif berbicara di forum nasional dan internasional tentang pentingnya supremasi hukum yang humanis.
“Saya meyakini bahwa hukum seharusnya melindungi, bukan menakut-nakuti. Ia harus menjadi alat kemanusiaan yang membawa keadilan, bukan sekadar alat kekuasaan,” tutur Ketua DPP Ormas MKGR ini dengan tegas.
Tidak hanya aktif di ruang sidang dan akademik, Prof. Henry Indraguna juga banyak berkontribusi di bidang sosial. Ia mendirikan sejumlah program bantuan hukum gratis, menyediakan beasiswa bagi mahasiswa hukum berprestasi, serta menggagas forum edukasi hukum bagi masyarakat desa dan pelaku UMKM. Bagi Prof. Henry Indraguna, pendidikan hukum adalah investasi jangka panjang bagi masa depan bangsa.
“Ketika masyarakat memahami hukum, mereka akan memiliki keberanian untuk menegakkan kebenaran. Itulah bentuk kemandirian hukum yang sejati,” ujar Prof. Henry yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum DPP Bapera.
Visi besar Prof. Henry Indraguna tidak berhenti di sana. Sebagai seorang intelektual yang juga aktif dalam politik, ia ingin menjadikan hukum sebagai instrumen pembangunan nasional, sebuah fondasi yang menegakkan keadilan sosial dan memperkuat kepercayaan publik terhadap negara. Ia menilai bahwa masa depan Indonesia membutuhkan pemimpin yang tidak hanya berpikir strategis, tetapi juga memiliki integritas moral yang tinggi.
“Kita tidak bisa bicara tentang Indonesia Emas tanpa membangun sistem hukum yang kokoh dan berkeadilan. Saya ingin berkontribusi agar hukum menjadi ruang yang mempersatukan, bukan memecah belah. Inilah bagian dari perjuangan saya,” kata Wakil Ketua Dewan Penasehat DPP AMPI, menegaskan.
Penghargaan The Best Indonesia Leader Award sendiri telah menjadi ajang bergengsi tahunan yang digagas FPPB sejak 2010. Tahun ini, penilaiannya mencakup aspek kepemimpinan, visi, inovasi, dan dampak sosial yang dihasilkan. Selain Prof. Henry Indraguna, penghargaan juga diberikan kepada sejumlah kepala daerah, akademisi, penegak hukum, pelaku UMKM, hingga pelestari budaya.
Bagi Prof. Henry Indraguna, penghargaan ini bukan sekadar simbol kehormatan pribadi, melainkan pengingat bahwa perjuangan menegakkan keadilan tidak boleh berhenti.
“Selama masih ada ketimpangan, selama masih ada suara rakyat kecil yang tak terdengar, selama itu pula saya akan terus berjuang. Karena tugas seorang pemimpin sejati bukan mencari pujian, tetapi memastikan kebenaran tetap berdiri,” tutup guru besar Unisula ini dengan penuh keyakinan.
Melalui kiprah dan dedikasinya, Prof. Henry Indraguna menegaskan kembali bahwa hukum yang adil adalah hukum yang berjiwa. Dan dari tangan pemimpin yang berintegritas, hukum itu dapat menjadi jalan menuju Indonesia yang beradab, berkeadilan, dan berkemajuan.













