Tiga Alasan Bahlil Lahadalia Layak Pimpin Partai Golkar

Berita Golkar – Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dinilai menjadi sosok yang tepat sebagai Ketua Umum Partai Golkar menggantikan Airlangga Hartarto.

Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari merespons prediksi ketum Golkar usai pengunduran diri Airlangga Hartarto pada Minggu (11/8) lalu.

Saat ini muncul nama-nama seperti Agus Gumiwang Kartasasmita, Bahlil Lahadalia dan Bambang Soesatyo atau Bamsoet sebagai bursa calon Ketum Golkar.

Menurut Qodari, terdapat 3 alasan Bahlil menjadi figur yang tepat menjadi Ketum Golkar.

Pertama, dia menyebut Bahlil memiliki kemampuan dan pengalaman yang lengkap. Latar belakang Bahlil yang memulai karir dari aktivis mahasiswa, hingga menjadi pengusaha dan menteri saat ini, mampu membentuk menjadi seorang pemimpin yang tangguh.

“Jadi Bahlil ini figur yang sangat lengkap, par excellence, dia pernah aktif di HMI, organisasi kepemudaan yang memiliki jaringan paling luas di Indonesia dan banyak sekali tokoh-tokoh pemimpin bangsa ini lahir rahim HMI,” ujar Qodari kepada wartawan di Jakarta, Jumat (16/8).

Dikatakan Qodari, selain aktif dalam organisasi kepemudaan, Bahlil juga merintis karir sebagai pengusaha dengan bergabung dalam Himpunan Pengusaha Indonesia (HIPMI) dan karier Bahlil di HIPMI memuncak saat dirinya terpilih sebagai Ketua Umum HIPMI pada 2015.

“Jadi ada dua sisi pada diri Bahlil sisi aktivis, politik dan ada sisi pengusaha pelaku ekonomi jadi sangat-sangat lengkap,” jelasnya.

Alasan kedua, lanjut Qodari, meski di usianya yang relatif masih muda tetapi Bahlil memiliki pengalaman yang lengkap dan panjang.

“Kalau di partai pernah di Golkar, kalau di pemerintahan sudah menjadi Menteri Investasi. Jadi Bahlil adalah orang yang usianya relatif masih muda tetapi pengalamannya lengkap tidak kalah dengan senior,” beber Qodari.

Sambungnya, tidak hanya memiliki kecakapan di dunia politik, Bahlil juga menguasai bidang ekonomi baik secara teori maupun praktik di lapangan.

“Pengalaman di dunia politik ada, bagaimana organisasi politik bekerja dia tahu, dia juga memahami ekonomi baik secara praktik sebagai pengusaha maupun secara teori, secara kebijakan karena dia di pemerintahan,” ungkapnya.

Selain itu, Qodari juga memuji pribadi Bahlil sebagai seorang pembelajar yang luar biasa, di tengah kesibukannya yang luar biasa, namun tidak pernah berhenti untuk belajar.

“Dan setahu saya juga seorang pembelajar yang luar biasa juga karena sekarang sedang mengerjakan program doktoral di Universitas Indonesia, jadi lengkap ada praktisi, ada akademisnya juga,” bebernya lagi.

Alasan Ketiga, kata Qodari, Bahlil memiliki pergaulan yang luas baik dari tingkat daerah hingga tingkat pusat. Bahlil juga dianggap paham permasalahan-permasalahan yang ada di daerah.

“Nah yang berikutnya lagi adalah Bahlil latar belakangnya dari Indonesia timur, dia dibesarkan di Papua sekolah di Papua tetapi kemudian merantau ke Jakarta bergaul dengan masyarakat di Jakarta, bergaul dengan elite di Jakarta,” jelasnya lagi.

“Jadi Bahlil ini adalah sosok yang paham proses-proses politik dinamika politik di Jakarta pengambilan keputusan di Jakarta tetapi juga punya pemahaman yang sangat baik mengenai situasi dan kondisi di daerah karena dia anak daerah. Dia pernah kuliah di Papua jadi dia paham betul masalah-masalah yang terjadi di daerah,” sambung dia.

Dijelaskan Qodari, Golkar mendapatkan kesempatan yang luar biasa jika dipimpin oleh sosok Bahlil, selain karena kemampuan dan pengalamannya yang lengkap, Bahlil juga dinilai mampu mewarnai percaturan politik Indonesia secara signifikan.

“Jadi saya kira ini kesempatan luar biasa bagi Partai Golkar apabila Bahlil menjadi ketua umumnya karena mungkin dari semua ketua-ketua Partai Golkar yang pernah ada, Bahlil ini figur yang paling lengkap,” tutur Qodari.

“Dia merepresentasikan berbagai sisi dari kepemimpinan dan dari seseorang yang akan memainkan peran-peran besar dalam kebijakan publik dan politik di Indonesia,” pungkasnya. {sumber}