Berita Golkar – Ketua DPD I Partai Golkar Aceh, Teuku Muhammad Nurlif memberi apresiasi atas kekompakan para elite Aceh dalam memperjuangkan empat pulau Aceh yang masuk dalam wilayah Sumatera Utara (Sumut).
Dalam kasus ini semua pihak, mulai dari Gubernur Aceh, anggota DPR/DPD RI asal Aceh, dan juga para tokoh Aceh ikut bersuara memprotes Keputusan Menteri Dalam Negeri (Kepmendagri) yang menetapkan empat pulau Aceh masuk wilayah Sumut.
“Kita sebagai bagian representasi rakyat Aceh, dikutip dari Tribunnews.
Sangat memahami manakala ada protes yang meluas sebagai bentuk kegeraman terkait keputusan Mendagri tentang empat pulau itu yang menghentak sensitivitas rakyat Aceh,” kata Nurlif.
Kondisi ini terjadi, lanjut Nurlif, disaat rakyat Aceh sedang secara bersama-sama merawat kedamaian pasca konflik dan sedang sungguh-sungguh ingin membangun agar Aceh bisa lebih maju dari daerah lain.
“Sensetif itu menurut saya wajar. Karena saya kira sejarah Aceh dalam berbagsa dan bernegara sangat besar nilainya.
Tidak hanya pada saat memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia, tapi juga saat mempertahankan Indonesia,” imbuh Nurlif.
Selain itu, sumbangan rakyat Aceh untuk republik ini juga cukup besar, bahkan Presiden Soekarno pernah mengatakan Aceh sebagai daerah modal.
“Saya kira tidak berlebihan kalau saya katakan republik ini berhutang budi dengan Aceh,” tambah dia.
Karena itu, Nurlif berharap Mendagri segera meninjau ulang keputusannya.
“Sehingga apa yang menjadi keinginan luas dari warga Aceh agar pulau itu kembali dalam wilayah Provinsi Aceh, menurut saya itu adalah sebuah keniscayaan,” tutupnya. {}