Berita Golkar – Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Golkar, Basri Baco, mengungkapkan bahwa transformasi PAM Jaya pasca-pengambil alihan dari swasta merupakan keputusan tepat yang diambil antara eksekutif dan legislatif.
Menurutnya, sebelumnya hampir 25 tahun pengelolaan air di Jakarta dikelola swasta namun tidak maksimal.
Hal ini disampaikannya dalam forum Balkoters Talk bertajuk ‘Implementasi Smart Water Management untuk 100 Persen Layanan Air Jakarta’ di Balai Kota, Jumat (19/9/2025).
“Kita punya pengalaman panjang yang kurang mengenakan ketika air ini dikelola swasta. PAM hari ini adalah hasil kebijakan, hasil keputusan bersama antara eksekutif dengan legislatif. 25 tahun Palyja dan Aetra ternyata tidak membuat PAM JAYA lebih baik,” kata Baco, dikutip dari Akurat.
Ia menegaskan, pola pikir BUMD harus berubah dari sekadar menjadi penyedia layanan publik menjadi badan usaha yang profesional, berintegritas, dan mampu menyumbang pendapatan asli daerah (PAD). “BUMD tidak boleh jadi beban Pemda. Justru sebaliknya, harus memberikan kontribusi terhadap PAD kita,” ujarnya.
Koordinator Komisi B itu menekankan, kunci pelayanan optimal adalah profesionalisme. “Maka kalau profesional pelayanannya jadi maksimal. Mustahil bisa melayani rakyat Jakarta kalau jalannya BUMD itu tidak profesional,” katanya.
Selain itu, Baco sekaligus mengingatkan adanya kesenjangan layanan, terutama di kawasan padat penduduk berpenghasilan rendah. Ia menyoroti masih banyak warga miskin yang justru harus membayar air lebih mahal dibanding kelompok masyarakat mampu. “Ini bisa dibilang kegagalan kita, faktor keadilan belum tercapai,” ucapnya.
Untuk itu, Baco meminta Dirut PAM Jaya untuk lebih fokus pada wilayah kumuh dan menengah ke bawah yang hingga kini belum sepenuhnya tersambung jaringan.
“Masih banyak warga yang harus berjuang luar biasa untuk mendapatkan air bersih layak pakai. Itu yang perlu jadi prioritas,” pungkasnya.
Sementara itu, Direktur Utama PAM JAYA, Arief Nasrudin menambahkan, sejak pengambilan alihan dari mitra swasta pada Februari 2023, PAM JAYA telah berhasil menambah 124 ribu sambungan rumah. “Hanya dalam waktu tiga tahun, padahal sebelumnya selama 25 tahun hanya tercapai 200 ribu sambungan,” ujar Arief.
Dalam rangka mempercepat layanan 100 persen di Jakarta, PAM JAYA akan membangun empat instalasi pengelolaan air (IPA) baru di wilayah Condet, Muara Karang, Semanan dan Kanal Banjir Barat 2. “Keterlambatan proyek Karian harus diantisipasi agar distribusi air ke wilayah Barat Jakarta tidak tertinggal,” pungkasnya. {}