Berita Golkar – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi NTB mencatat lonjakan angka stunting di NTB pada tahun 2024. Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting di NTB meningkat menjadi 29,8 persen, naik 5,2 persen dari tahun sebelumnya yang tercatat 24,6 persen.
Melihat tren yang mengkhawatirkan ini, Wakil Gubernur NTB, Indah Dhamayanti Putri, mengajak seluruh pihak terkait untuk segera duduk bersama dan merumuskan langkah konkret dalam menekan angka stunting di NTB.
“Hari ini yang kita harapkan adalah bagaimana kita duduk bersama memecahkan kira-kira apa langkah yang bisa kita lakukan secara serentak dengan kabupaten/kota,” ujar Wagub NTB, Selasa (17/6/2025).
Wagub menyebut, lonjakan angka stunting tersebut merupakan akumulasi dari permasalahan yang terjadi di berbagai kabupaten/kota di NTB. Untuk itu, Pemerintah Provinsi NTB telah menyiapkan sejumlah langkah strategis bersama organisasi perangkat daerah (OPD) guna mengatasi persoalan ini.
“Kita harus duduk bersama, dan tentunya itu dengan beberapa OPD yang sudah disiapkan untuk melakukan langkah-langkah penurunan angka stunting,” imbuhnya.
Meski demikian, ia belum menjelaskan secara rinci bentuk intervensi yang akan dilakukan, karena masih akan dibahas lebih lanjut dengan pihak-pihak terkait. “Nanti kita akan sampaikan,” ujarnya singkat.
Adapun enam daerah penyumbang tertinggi angka stunting di NTB tahun 2024 yaitu, Kabupaten Lombok Utara dengan angka 35 persen, disusul Lombok Timur 33 persen, Kabupaten Sumbawa 29 persen, Kabupaten Bima 28,4 persen, Kota Mataram 23 persen, dan Kabupaten Dompu 19,8 persen. {sbr}