Berita Golkar – Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati merupakan salah satu sosok Kartini masa kini. Dengan menduduki jabatan politik sebagai kepala daerah, dia membuktikan bahwa perempuan mampu bersaing dan memenangkannya.
Tidak hanya berkutat pada urusan dapur semata. Namun juga bisa menjadi pemimpin dan menjadi garda terdepan dalam pembangunan. “Perempuan di era sekarang ini harus multitasking,” ungkap wali kota termuda di Indonesia itu sembari menyebut perempuan harus adaptif dengan perkembangan zaman, dikutip dari RadarKediri.
Memimpin Kota Kediri, Vinanda memiliki perhatian khusus terhadap kaumnya. Sebagai sesama perempuan, dia meyakini bahwa kaum hawa punya peran penting di masyarakat.
Tak hanya menjadi ibu dan contoh bagi anak-anaknya saja. Perempuan juga dapat menjadi contoh bagi lingkungannya. Dia menyadari, tuntutan kepada perempuan kian hari kian besar. Di satu sisi, masih banyak tantangan yang harus dihadapi.
“Banyak perempuan di luar sana yang juga menjadi kepala keluarga. Perempuan punya perasaan empati lebih kuat daripada laki-laki,” ucap alumnus Universitas Brawijaya Malang itu tentang beberapa kelebihan perempuan.
Sebagai pemimpin perempuan, dia juga memiliki beberapa program untuk kaumnya. Perhatiannya diwujudkan dengan menggencarkan pemberdayaan perempuan di sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Vinanda menegaskan jika dirinya telah merumuskan beberapa program strategis. Salah satunya dengan melakukan perluasan pasar dan bantuan modal. “Itu salah satu program kami untuk pemberdayaan perempuan,” tegasnya.
Vinanda juga menyoroti banyaknya kasus kekerasan yang kerap dialami oleh perempuan. Bahkan, di Kota Tahu saja masih ditemukan puluhan kasus serupa. Setidaknya ada 33 kasus yang menyasar kaum hawa. Menindaklanjuti hal tersebut, dia telah berkoordinasi dengan dinas terkait untuk merumuskan solusi.
Mencari jalan tengah terbaik sehingga para penyintas dapat kembali meraih kehidupan yang layak. Termasuk dengan menyediakan wadah untuk menghilangkan rasa trauma mereka.
“Akan ada bimbingan dan pendampingan agar mereka menjadi produktif dan hilang dari traumanya. Kalau tidak ada wadahnya, mereka akan terus trauma,” tandas Vinanda. {}