Walikota Neni Moerniaeni Aktifkan Jumantik dan Fogging Guna Tekan Kasus DBD di Bontang

Berita GolkarMeski terdapat dua kasus kematian akibat demam berdarah dengue (DBD) di Bontang, Pemkot tidak menyatakan kasus kejadian luar biasa (KLB). Walikota Bontang, Neni Moerniaeni mengatakan karena kasus DBD itu sudah terjadi sejak lama.

Pihaknya pun meminta agar tiap anggota keluarga ada yang menjadi juru pemantau jentik (Jumantik). Tujuannya ketika terdapat jentik di tempat penampungan air maka harus dibersihkan sarana tersebut supaya tidak berkembangbiak menjadi nyamuk. “Jumantik harus diaktifkan,” kata Neni, dikutip dari KaltimPost.

Menurutnya, masyarakat tidak boleh lengah dengan DBD. Meski kasus terkonfirmasi positif mengalami penurunan tetapi kalau tidak waspada bisa menjadi bom waktu. Oleh sebab itu pentingnya kepedulian terhadap kondisi lingkungan. “Jangan sampai ada sarana yang menjadi tempat perkembangbiakkan nyamuk,” ucapnya.

Selain itu DBD juga harus ditekan melalui upaya promotof. Salah satu yang berkenaan dengan program diusungnya yakni Puskesmas Goes To School. Nantinya petugas medis akan memberikan penyuluhan dan edukasi terkait DBD kepada para siswa.

Alhasil para pelajar bisa mengetahui penyebab terjadinya DBD. Termasuk beberapa pengetahuan terkait penyakit lainnya. “Edukasi ini penting. Dari siswa tentunya akan disampaikan ke anggota keluarga lain,” tutur dia.

Khusus untuk area yang terdapat kasus terkonfirmasi positif, Neni memerintahkan untuk dilakukan fogging fokus dua kali. Ketentuannya pasca pengasapan pertama ada jeda tujuh hingga 10 hari. Ia menjelaskan pengasapan siklus kedua penting untuk membunuh nyamuk yang menetas di siklus pertama.

“Waktu pelaksanaan fogging yang efektif pada 07.00 hingga 10.00 Wita. Serta 14.00 sampai 17.00 Wita. Jumat Bersih juga harus dijalankan,” pungkasnya. {}