Berita Golkar – Aula BPU Kelurahan Kanaan berubah menjadi ruang diskusi yang serius namun hangat, Senin (24/11/2025). Kegiatan Diseminasi Audit Kasus Stunting Tahun 2025 yang digelar DP3AKB Bontang menghadirkan pembahasan komprehensif mengenai masa depan generasi muda kota ini.
Tidak sekadar agenda tahunan, kegiatan tersebut menjadi ruang untuk memperdalam pemahaman dan memperkuat strategi penanganan kasus stunting secara lebih terarah. Walikota Bontang Neni Moerniaeni, hadir sebagai narasumber utama. Dengan latar belakang medisnya, ia memberikan perspektif yang lebih teknis sekaligus strategis terkait penanganan stunting.
Didampingi para ahli, mulai dokter spesialis anak, psikolog, hingga ahli gizi, diskusi berlangsung intens membahas tantangan nyata yang dihadapi kader TPK di lapangan.
Di hadapan peserta, Neni menegaskan tren penurunan stunting yang terjadi dalam delapan bulan terakhir tidak boleh membuat pihak terkait lengah. Ia menyebut target nasional yakni 14,4 persen pada 2029 dan 5 persen pada 2045, memerlukan konsistensi dan kolaborasi lintas sektor.
Ia menyoroti fase kritis 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) sebagai periode paling menentukan tumbuh kembang anak. Menurutnya, intervensi stunting tidak bisa hanya bertumpu pada Pemberian Makanan Tambahan (PMT).
Persoalan sanitasi, mulai dari ketersediaan jamban sehat hingga akses air bersih, tetap menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan bersama.
Dalam kesempatan itu, Neni juga menyinggung fenomena baru yang mulai berdampak pada perkembangan anak yakni paparan konten digital. Ia mengingatkan orang tua agar lebih cermat dalam membatasi penggunaan gawai.
“Pola asuh kita ikut dipengaruhi oleh apa yang anak lihat setiap hari. Literasi digital orang tua menjadi faktor penting untuk mencegah dampak psikologis yang tidak diinginkan,” ujarnya.
Pemkot Bontang kini menggerakkan berbagai program secara simultan. Mulai dari “Saskia Hebat”, Operasi Timbang, pemutakhiran data gizi, hingga integrasi dengan program kebersihan lingkungan GESIT (Gerakan Sampahku Itu Tanggung Jawabku). Seluruh upaya tersebut diarahkan agar intervensi stunting bisa berjalan holistik.
Dengan kolaborasi, edukasi yang berkelanjutan, serta pembenahan sanitasi dan pola asuh, Neni optimistis Bontang mampu mempercepat upaya menuju generasi bebas stunting. {}













