Wamen P2MI Christina Aryani Genjot Peluang Penempatan Pekerja Migran Indonesia di Jerman

Berita Golkar – Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (Wamen P2MI), Christina Aryani, dijadwalkan melakukan sejumlah pertemuan strategis di Berlin, Jerman, pada 15 – 17 September mendatang.

Pertemuan tersebut merupakan rangkaian misi dagang Indonesia di Eropa yang diselenggarakan Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan KBRI Berlin. Salah satu tujuannya, berkolaborasi membuka peluang penempatan pekerja migran Indonesia di berbagai sektor di Jerman.

Dalam agenda di Berlin, Christina akan bertemu dengan Bundesagentur für Arbeit atau Badan Tenaga Kerja Federal Jerman serta DEHOGA, Asosiasi Hotel dan Restoran di Jerman.

“Saat ini, kerja sama penempatan pekerja migran Indonesia (PMI) yang baru terjalin di Jerman adalah program Triple Win, khusus untuk profesi perawat dan caregiver,” kata Christina dalam keterangannya, Minggu (14/9/2025), dikutip dari SinPo.

Menurut Christina, program ini telah berjalan dengan baik, namun jumlah pesertanya masih terbatas. Alasannya, untuk perawat, Jerman mensyaratkan kompetensi bahasa level B1, atau setingkat di atas level A2 (level dasar bahasa Jerman) yang biasa digunakan di sektor hospitality. “Ini cukup menjadi tantangan bagi kita,” ungkapnya.

Selain membahas kelanjutan kerja sama tenaga kerja terampil, Christina juga menyoroti pentingnya transparansi dan pendataan dalam program Ausbildung atau praktik kerja/magang.

Selama ini, program Ausbildung banyak dikerjasamakan universitas di Indonesia dengan mengirimkan siswa untuk belajar, magang, lalu bekerja di Jerman. Namun data pekerja ini tidak tercatat di Kementerian P2MI.

“Hal seperti ini dapat menimbulkan masalah. Karena itu, kami akan juga menemui Bundesinstitut fur Berufsbildung (BIBB) yang merupakan Badan Edukasi Vokasi dan Magang Jerman untuk mendorong pendataan agar mereka bisa masuk dalam skema pelindungan pekerja migran,” jelasnya.

Meski menghadapi sejumlah tantangan, Christina menegaskan, Jerman tetap menjadi pasar yang menarik bagi pekerja migran Indonesia.

“Dari sisi gaji tinggi, meskipun biaya hidup juga besar. Karena itu, kami akan terus menjajaki berbagai kemungkinan agar pekerja migran Indonesia dapat memperoleh kesempatan lebih luas di Jerman, dengan tetap memastikan aspek pelindungan mereka,” tukasnya. {}