Berita Golkar – Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri berbicara tantangan pemerintah dalam mengantarkan produk UMKM bisa mendunia. Jika bisa diatasi, tentu UMKM bisa menjadi motor pendorong target pertumbuhan ekonomi delapan persen.
“UMKM ini berkontribusi kurang lebih 60 persen. Jadi peran UMKM sangat krusial,” ujarnya dalam diskusi Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dengan tema, ‘Diplomasi Ekonomi Indonesia: Strategi untuk Mwncapai Pertumbuhan Ekonomi 8%’ di Mall The Kasablanka, Jakarta, Sabtu (30/11/2024), dikutip dari Inilah.
Dia menjelaskan, mengantarkan UMKM ke pasar internasional bukan perkara sulit. Kuncinya hanya kerja sama lintas sektor. “Pelan-pelan untuk kemudian kita mengadakan ekspor ke luar negeri kita bisa mendapatkan buyer,” ucap dia.
Akan tetapi, dia mengatakan untuk meningkatkan ekonomi di sektor UMKM ada tantangan yang harus dihadapi. “Salah satu tantangan kita kadang-kadang pemerintah memediasi UMKM untuk bisa go internasional, dan mereka punya pasar sebetulnya. Tapi kemudian ketika demand-nya semakin meningkat kita kewalahan,” kata dia.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya dorongan dari pemerintah dalam membantu para pelaku UMKM mengembangkan bisnisnya hingga kancah International.
“Sekarang adalah bagaimana menangkap semangat para pelaku usaha. Untuk pertama not give up. Kedua adalah how can we grow, how can business grow. Yang mungkin tadinya usaha kecil jadi skala besar. Di sini perlu peran lintas kementerian,” ucapnya.
Sebagai informasi, Conference on Indonesia Foreign Policy (CIFP) merupakan konferensi politik luar negeri terbesar di dunia yang telah diselenggarakan sejak 2015. Ini merupakan festival diplomasi tahunan yang mempertemukan pemangku kebijakan luar negeri dari seluruh Indonesia dan luar negeri untuk membahas prioritas dan inisiatif kebijakan luar negeri.
Dalam acara ini, sejumlah pejabat, diplomat dan akademisi juga akan diundang. Adapun Menteri yang diundang misalnya Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani, Wakil Menteri Perdagangan Diah Rori Esti, dan Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Stella Christie. {}