Berita Golkar – Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti buka suara soal penyebab harga cabai merah besar yang melonjak jelang Hari Raya Idul Fitri 2025. Menurutnya, kenaikan harga sangat dipengaruhi oleh faktor cuaca.
Dyah Roro juga mengaku soal cuaca memang pihaknya tak bisa mengontrol. Hanya saja, ia berkomitmen untuk terus memonitor harga tersebut agar bisa terjangkau di masyarakat.
“Itu karena faktor cuaca ya. Memang faktor cuaca itu suatu hal yang nggak bisa kita kontrol ya, tapi kita akan terus monitor,” kata Roro saat ditemui di Kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (31/3/2025), dikutip dari JPNN.
Lebih lanjut, Dyah Roro memastikan bahwa setiap kenaikan bahan pangan, Kemendag akan selalu berkoordinasi dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas), mengingat isu ini merupakan salah satu prioritas utama yang terus mereka pantau dan tangani.
“Kita koordinasiikan dengan bapanas, karena itu salah satu prioritas yang dipantau oleh Bapanas semoga bisa terkendali ke depannya,” tutup Roro.
Berdasarkan data Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) harga rata-rata cabai merah besar di Jawa Timur adalah Rp 46.914.
Harga rata-rata tertinggi di Kota Probolinggo Rp 60.000, dan harga rata-rata terendah di Kabupaten Bangkalan Rp 26.500.
Bahkan di sejumlah pasar besar di Surabaya, jika minggu sebelumnya harga komoditas ini hanya Rp 38.000 per kg namun kini naik jadi Rp 50.000 per kg.
Sementara untuk harga rata-rata komoditas cabai rawit merah Rp 80.491. Harga rata-rata tertinggi di Kabupaten Banyuwangi Rp 100.000, dan harga rata-rata terendah di Kabupaten Bangkalan Rp 32.500. Sedangkan harga komoditas ini di sejumlah pasar besar Surabaya relatif stabil yakni Rp 70.000 hingga Rp 80.000 per kilogram.
Di sisi lain, secara nasional, harga cabai mengutip laman panel harga milik Bapanas, tercatat naik mencapai Rp 60.675 per kilogram. Angka ini melonjak dari harga acuan penjualan (HAP) sebesar Rp 41.000 sampai dengan Rp 57.000 per kilogram. {}