Wamendag Dyah Roro Esti Siap Bantu Kain Tenun Khas Riau Rambah Pasar Ekspor

Berita GolkarWakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri melakukan kunjungan kerja ke Pekanbaru, Riau, pada Senin (28/4/2025).

Salah satu agenda kunjungan tersebut adalah mengunjungi Rumah Tenun Wan Fitri, perajin kain tenun khas Melayu Riau yang terletak di Jalan Kayu Mas, Kecamatan Payung Sekaki.

Dalam kunjungan tersebut, Dyah terlihat terkesima saat menyaksikan para wanita yang tengah membuat kain tenun secara manual menggunakan alat tenun tradisional. Ia pun mencoba alat tersebut dengan bimbingan para perajin.

Setelah itu, Dyah melanjutkan kunjungan ke lantai dua untuk melihat berbagai produk kain tenun yang diproduksi. Beragam motif kain, seperti motif pucuk rebung dan daun paku, menghiasi ruangan. Dyah menekankan pentingnya pendampingan bagi pelaku usaha UMKM.

“Di Kementerian Perdagangan, kami fokus pada orientasi ekspor. Jadi, jika ada UMKM atau pelaku usaha yang sudah siap ekspor, kami bisa bantu mengoordinasikan dengan target market yang memiliki potensi pembeli,” ujarnya saat diwawancarai wartawan, dikutip dari Kompas.

Wamendag juga menyoroti upaya peningkatan produksi kain tenun melalui kolaborasi dengan Bank Indonesia (BI). “Sekarang saatnya kita memperkenalkan kain tenun khas Melayu Riau ke pasar internasional agar kita dapat bersaing,” tambahnya.

Selain kain tenun, Dyah juga menemukan UMKM lain yang menawarkan variasi makanan dan minuman di Rumah Tenun Wan Fitri. Ia berupaya mempromosikan produk-produk lokal agar masyarakat lebih mengenal keterampilan yang dimiliki Pekanbaru. Dyah berharap para pelaku UMKM dapat saling mendukung.

“Pemerintah hadir untuk mensejahterakan. Asalkan, pelaku UMKM juga proaktif. Bantuan tersedia dari BI, pemerintah provinsi, serta pemerintah kabupaten dan kota. Banyak program yang diselenggarakan untuk meningkatkan UMKM,” tegasnya.

Salah satu perajin, Sa’diah (33), warga Kelurahan Tirta Siak, Kecamatan Payung Sekaki, menjelaskan proses pembuatan kain tenun.

“Kami membuat kain dalam waktu 4-5 hari, tergantung motif. Saya sudah bekerja sejak 2017, mulai Senin sampai Sabtu. Kerjanya tidak sulit karena sudah terbiasa. Kami memproduksi kain, baju, tanjak, dan selendang sesuai pesanan,” ungkapnya.

Sa’diah menambahkan bahwa semua produk dikerjakan secara manual, meskipun ada tantangan dalam prosesnya. “Motif yang kami buat antara lain pucuk rebung, pucuk pakis, dan bunga manggis. Pembeli kami berasal dari berbagai kalangan, dan ada toko yang menjual produk kami, serta ada juga yang dikerjakan di rumah,” jelasnya.

Gaji yang diterima Sa’diah dibayarkan setiap dua minggu sekali, meskipun tidak tetap. Kunjungan Wamendag ke Rumah Tenun Wan Fitri diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan dukungan terhadap produk lokal serta memperluas peluang ekspor bagi pelaku UMKM di Riau. {}