Berita Golkar – Dalam rangka perayaan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025, Menteri Lingkungan Hidup/Kepala BPLH, Hanif Faisol Nurrofiq, bersama Wakil Menteri Perdagangan, Dyah Roro Esti Widya Putri, melakukan Aksi Bersih Pasar (ABP) di Pasar Atas, Kota Cimahi, Bandung.
Kegiatan ini juga menjadi bagian dari Gerakan Nasional Membersihkan Pasar Nusantara (Gernas Mapan) yang bertujuan mewujudkan pasar rakyat yang lebih bersih, sehat, dan berdaya saing. Gerakan ini sejalan dengan tema HPSN 2025, “Kolaborasi untuk Indonesia Bersih.”
Pasar rakyat menjadi salah satu penyumbang terbesar sampah nasional, dengan 13,5% dari total sampah yang masuk ke tempat pemrosesan akhir. Mayoritas sampah yang dihasilkan berupa sampah organik, seperti sisa sayuran dan produk hewani.
Jika tidak dikelola dengan baik, sampah ini dapat menimbulkan bau tidak sedap, pencemaran lingkungan, dan peningkatan emisi gas metana yang berkontribusi terhadap perubahan iklim.
Menteri Hanif menegaskan bahwa aksi bersih pasar ini mengajak seluruh pemangku kepentingan pasar rakyat—termasuk pedagang, pengelola pasar, dan komunitas lokal—untuk bergotong royong dalam pemungutan, pemilahan, dan pengolahan sampah. Langkah ini bertujuan agar pasar menjadi lebih bersih dan sehat serta menciptakan peluang ekonomi dari pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
“Kami akan menginstruksikan seluruh jajaran, Dinas Lingkungan Hidup baik yang ada di provinsi maupun di kabupaten/kota untuk terus menerus secara continue dan periodik melakukan pengawasan pengelolaan sampah di pasar-pasar di seluruh indonesia,” ujar Menteri Hanif dalam keterangannya, Sabtu (22/2/25), dikutip dari MNCTrijaya.
Sebagai bagian dari gerakan ini, pemerintah telah menerapkan beberapa inisiatif, antara lain Penerapan Bank Sampah Unit (BSU) di pasar rakyat agar pedagang dapat memilah dan mengolah sampahnya lebih efektif, pemanfaatan sampah organik melalui rumah kompos, rumah maggot, dan TPS3R untuk diolah menjadi pupuk dan pakan alternatif, serta kebijakan pembatasan plastik sekali pakai yang saat ini baru diterapkan di 114 dari 416 kabupaten/kota di Indonesia.
Aksi bersih pasar ini diikuti oleh 2.128 peserta dan berhasil mengumpulkan 4.049,58 kg sampah. Kegiatan ini berlangsung di sembilan pasar utama di Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung, Cirebon, Medan, Samarinda, Gowa, dan Surabaya.
Selain menghadiri aksi bersih pasar, Menteri Hanif juga melakukan peninjauan harga bahan pokok di Pasar Atas, Kota Cimahi, guna memastikan stabilitas harga menjelang bulan Ramadan.
“Hasil pantauan menunjukkan bahwa harga bahan pokok di Pasar Atas Cimahi relatif stabil. Seperti beras medium Rp 13.500/kg, minyak goreng (Minyakita) Rp 15.700/L, daging sapi Rp 125.000/kg, daging ayam ras Rp 34.000/kg, telur ayam ras Rp 28.500/kg, dan bawang merah Rp 29.000/kg,” tutur Menteri Hanif.
“Adapun komoditas yang mengalami kenaikan harga, yaitu cabai rawit dan cabai merah keriting, dikarenakan adanya lonjakan permintaan jelang Ramadan dan curah hujan yang tinggi,” tambahnya.
Selain meninjau bahan pokok, Menteri Hanif juga berbelanja menggunakan tas belanja ramah lingkungan dan melakukan pembayaran menggunakan QRIS.
Sebagai bagian dari upaya penguatan pengelolaan sampah di pasar rakyat, dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerja Sama antara pemerintah dan mitra swasta, termasuk PT Indocement Tunggal Prakarsa, Universitas Muhammadiyah Bandung, IKIP Siliwangi, serta pelaku usaha Arara Catering.
Selain itu, sejumlah perusahaan seperti PLN, Ron 88, dan Alfamart turut berkontribusi dalam Corporate Social Responsibility (CSR) untuk mendukung program pasar bersih.
Menteri Hanif turut meresmikan Bank Sampah Unit (BSU) di Pasar Atas Baru Cimahi. BSU diharapkan dapat menjadi pusat edukasi bagi pedagang dan masyarakat dalam pengelolaan sampah.
Pemkot Cimahi juga telah menyelesaikan Peta Jalan Rencana Aksi Akselerasi Penuntasan Pengelolaan Sampah, yang akan menjadi model bagi daerah lain.
“Kolaborasi ini sangat penting dalam mengimplementasikan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2028. Dengan kerja sama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, kita bisa menciptakan pasar yang lebih hijau, sehat, dan berkelanjutan,” ujar Menteri Hanif.
Sementara itu, Wamendag Dyah Roro Esti Widya Putri memastikan bahwa program Gernas Mapan akan menjadi indikator utama dalam SNI Pasar Rakyat serta bagian dari PP Nomor 29 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perdagangan.
“Standarisasi ini mendorong pasar rakyat untuk tidak hanya berfungsi sebagai pusat transaksi ekonomi, tetapi juga sebagai ruang yang higienis, tertata, dan ramah lingkungan. Dengan sinergi yang kuat antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat, Gernas Mapan diharapkan mampu mempercepat perubahan menuju sistem pengelolaan sampah yang lebih modern dan berkelanjutan, sekaligus meningkatkan daya saing pasar rakyat di Indonesia,” jelas Wamendag.
“Gernas Mapan menjadi langkah nyata dan solutif dalam menjaga kebersihan pasar rakyat. Gerakan ini mendorong kesadaran kolektif untuk menjaga kebersihan secara berkelanjutan, sehingga pasar rakyat menjadi lebih kompetitif dan berdaya saing,” pungkasnya. {}