Berita Golkar – Puncak perayaan HUT ke-65 Ormas MKGR (Musyawarah, Kekeluargaan, Gotong Royong) berlangsung semarak. Acara yang digelar di Hotel Shangri-La, Jakarta pada Sabtu (18/01) ini dihadiri oleh kurang lebih 2 ribu kader Ormas MKGR dari berbagai daerah. Sebelum puncak perayaan HUT ke-65 digelar, terlebih dahulu Ormas MKGR menggelar Rakernas MPO.
Ketua Umum DPP Partai Golkar, Bahlil Lahadalia didampingi Ketua Umum Ormas MKGR, Adies Kadir turut pula menghadiri kegiatan ini. Bahlil Lahadalia datang bersama sang istri, Sri Suparni sekira pukul 19.00 WIB.
Sementara itu, Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka hingga acara dimulai belum tampak hadir. Padahal isu mengenai Gibran akan menjadi kader Partai Golkar melalui jalur Ormas MKGR berhembus kencang belakangan ini. Namun tampaknya, isu tersebut hanya berhembus sebagai angin lalu seiring ketidakhadiran Gibran dalam acara Ormas MKGR.
Meski tak dihadiri Gibran, namun banyak tokoh nasional dan Partai Golkar yang hadir dalam acara ini. Antara lain Menkomdigi RI, Meutya Hafid; Menteri UMKM, Maman Abdurrahman; Menteri Kependudukan, Wihaji; Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita; Menteri Hukum, Supratman Andi Agtas; hingga utusan khusus Presiden Ri, Raffi Ahmad tampak duduk di barisan paling depan.
Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong, yang selanjutnya disebut MKGR, merupakan organisasi kemasyarakatan atau ormas yang menjadi pelopor berdirinya Partai Golkar. Ormas ini menjadi salah satu organisasi yang didirikan pihak militer untuk membendung pengaruh Partai Komunis Indonesia (PKI) di era 1960-an.
Kala itu suhu perpolitikan di tanah air memanas. Persengketaan politik dan gesekan sosial meningkat bahkan menjalar di berbagai daerah. Pengaruh PKI menginfiltrasi di hampir semua lini kemasyarakatan dan pemerintahan. PKI memotori gerakan yang agitatif dan provokatif, bahkan menyerukan dibentuknya angkatan ke-5 dengan mempersenjatai tani dan buruh pabrik.
Selain MGKR, militer juga mendirikan Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI), Koperasi Serba Guna Gotong Royong (KOSGORO), dan Gerakan Karyawan Rakyat Indonesia (GAKARI). Mereka bersama-sama dengan pimpinan Angkatan Darat, tokoh-tokoh pemuda, agamawan, guru, cendekiawan, buruh, dan petani membentuk front anti komunis.
Sejak kelahirannya pada 3 Januari 1960, MGKR dipimpin oleh Mayjen TNI (Purn) R.H. Sugandhi, yang menjadi Ketua Umum hingga 1991. Sugandhi memang dikenal sebagai pendiri organisasi ini. Lahirnya MKGR disaksikan oleh Thoyib Pardjojo, seorang petani bunga dari Kampung Kebon Jeruk di pinggiran Kota Jakarta, dan Abas Tarwi seorang anggota Polisi berpangkat Bintara.
Pada Oktober 1969 diadakan restrukturisasi dan konsolidasi Sekber Golkar yang kemudian melahirkan 7 Kelompok Induk Organisasi atau Kino yaitu MKGR, KOSGORO, SOKSI, GAKARI, Profesi, Ormas Hankam, dan Karya Pembangunan. Sekber Golkar inilah yang menjadi cikal bakal golkar sebagai Partai Politik. {redaksi}