Berita Golkar – Pengamat Pendidikan Doni Koesoema mengapresiasi upaya Bupati Kendal Dico Ganinduto dalam meningkatkan budaya literasi masyarakat di daerahnya. Hal itu terbukti dengan menyediakan ruang-ruang untuk pengembangan literasi, salah satunya mendirikan Perpustakaan Daerah (Perpusda) termegah di Indonesia dengan 40 ribu lebih koleksi buku.
“Upaya Bupati Dico meningkatkan kualitas dan layanan perpustakaan di daerahnya adalah sebuah kebijakan yang patut di apresiasi. Karena telah berkontribusi menciptakan pusat peradaban dan sarana literasi masyarakat Kendal. Khan memang selama ini kan dalam berbagai macam riset, akses untuk buku-buku bermutu, akses untuk membaca buku itu kan sangat kurang, padahal buku adalah jendela dunia yang bisa memberdayakan,” kata Doni dalam keterangannya pada Senin (12/2).
Tak cuma itu, dengan dilengkapi dengan sejumlah fasilitas untuk menunjang kreativitas masyarakat setempat, Perpusda Kendal berhasil memecahkan Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai Gedung perpustakaan terluas dengan 4.060 Meter persegi.
Kemudian, juga terdapat ruang baca referensi, ruang pustakawan, ruang pertemuan, dan ruang audio visual serta ramah disabilitas. Terdapat juga, co-working space yang bisa menjadi ruang kreativitas bagi generasi muda di Kabupaten Kendal.
Sehingga menurutnya, dengan adanya perpustakaan dengan fasilitas yang lebih memadai bisa membuat kreativitas masyarakat, khususnya generasi muda lebih bertumbuh dan berkembang.
“Karena perpustakaan itu sebenarnya hampir sama fungsinya dengan sekolah. Orang yang tidak berkegiatan apapun tapi banyak ke perpustakaan membaca buku-buku yang berguna bagi dia, dia akan mendapatkan manfaat dari buku-buku yamg dibaca dan itu akan membuat peningkatan kualitas individu sendiri,” katanya.
Ia pun menilai jika program yang dibangun oleh Bupati Dico Ganinduto telah berjalan dengan baik dan bisa menjadi contoh bagi pemimpin di daerah lainnya.
“Jadi saya rasa ini program yang sangat bagus ya karena turut serta mencerdaskan anak bangsa. Saya rasa program ini patut dicontoh, karena kan kita mengharapkan di setiap kabupaten atau kota itu ada perpustakaan yang representative itu,” kata Doni.
Karena menurutnya, selama ini memang sudah ada perpustakaan di daerah-daerah, namun tak terurus, bahkan tak ada program yang berjalan.
“Ngga ada kegiatan melibatkan anak-anak muda jadi perpustakaan itu kayak gudang ya. Nah kalau di Kendal ini kan tampaknya ada co-working space, lalu tempat podcast yang mungkin mudah-mudahan itu bisa di gratiskan untuk masyarakat, masyarakat tinggal memesan supaya mereka bisa kreatif di situ, itu kan bisa mengungkit perekonomian baru di masyarakat,” lanjutnya.
Doni mengatakan bahwa dengan adanya sejumlah fasilitas tersebut, bisa digunakan oleh generasi muda yang ingin memperdalam ilmu pengetahuan dan mencari keterampilan.
“Bukunya kan bervariasi, untuk pengembangan kan banyak, jadi mereka tinggal memilih sesuai dengan minat bakatnya, lalu buku itu akan menjadi rujukan untuk mereka pelajari,” ujarnya. {sumber}