Weno Aulia Durin Terpilih Aklamasi Pimpin Kosgoro 1957 Sumbar Lagi

Berita Golkar – Tuntas sudah Musyawarah Daerah (Musda) X Kosgoro 1957 Sumbar, Kamis (3/7/2025). Seluruh pengurus Kosgoro Kabupaten/Kota yang menjadi peserta Musda secara aklamasi memilih kembali Weno Aulia Durin Dt. Tumangguang sebagai Ketua PDK Kosgoro 1957 Sumbar periode 2025-2030.

Musda yang berlangsung selama 2 hari, sejak Rabu (2/7/2025) di Hotel Pangeran City itu, ditutup secara resmi oleh Ketua Umum PDK Kosgoro 1957 Dave Laksono sekaligus melantik pengurus baru PDK Kosgoro 1957 Sumbar periode 2025-2030 dengan susunan Ketua Weno Aulia Durin Dt. Tumangguang, Sekretaris Dedi Irawan dan Bendahara Hendra Yoslan.

“Pengurus yang dilantik hari ini terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara. Pengurus baru kita beri waktu untuk melengkapi kepengurusannya,” kata Dave Laksono, dikutip dari Khazminang.

Saat pembukaan, Rabu malam (02/07/2025), hadir para Pimpinan Pusat Kosgoro diantaranya Ketua Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) Agung Laksono, Wakil Ketua MPO Rene F. Manembu, Sekjend M. Sabil Rachman, Ketua Bidang masing-masing Rosdinal Salim, Muslim Jaya Butar-Butar, Helmi Djen dan Ardianto.

Juga hadir Gubernur Sumbar diwakili Plt. Kepala Badan Kesbangpol Sumbar Marwansyah, Danrem 032 Padang diwakili Mayor Rudi, dan pimpinan organisasi yang didirikan dan mendirikan Partai Golkar serta organisasi sayap Partai Golkar, diantaranya Soksi, MKGR, AMPI, AMPG, Barisan Muda Kosgoro (BMK) dan lainnya.

Wakil Ketua Bidang Kepemudaan Partai Golkar Sumbar, Dani Haryona mewakili Ketua Partai Golkar Sumbar menyampaikan pesan dari Ketua Golkar yang tidak bisa hadir. Menurutnya, Kosgoro sebagai pendiri Partai Golkar telah banyak melahirkan kader-kader tangguh yang tak perlu diragukan kualitasnya. Kosgoro menjadi kekuatan strategis dalam perjalanan partai berlambang pohon beringin itu.

“Partai Golkar Sumbar mendukung penuh program-program Kosgoro. Musda Kosgoro ini adalah momen penting selain memilih ketua juga wadah untuk konsolisasi. Semoga ke depan, Kosgoro dengan program-programnya memberikan kontribusi nyata bagi daerah,” katanya.

Gubernur Sumbar diwakili Marwansyah mengatakan, Kosgoro bukan sekadar organisasi. Ia adalah rumah kebangsaan, tempat kader-kader terbaik bangsa ditempa dan diberdayakan. Kekuatan Kosgoro terletak pada nilai-nilai dasar yaitu pengabdian, kerakyatan, dan solidaritas social.

Pemprov Sumbar sangat terbuka untuk berkolaborasi dengan seluruh komponen masyarakat, termasuk Kosgoro dalam mendukung program-program pembangunan daerah. Saat ini Pemprov tengah mendorong penguatan nagari sebagai pusat pembangunan berbasis kearifan lokal, melalui pendekatan partisipatif dan inklusif. Visi Sumatera Barat “Madani yang Maju dan Berkeadilan” hanya bisa terwujud jika seluruh elemen masyarakat ikut serta aktif dalam pembangunan.

“Kosgoro dengan jejaring kadernya di berbagai sektor, kami harapkan dapat mengambil peran nyata dalam penguatan pendidikan politik masyarakat, kewirausahaan pemuda, pembangunan desa/nagari, serta advokasi kebijakan public,” katanya.

Sementara Sekjend M. Sabil Rachmat yang membuka Musda X Kosgoro 1957 Sumbar secara resmi mengatakan, Musda X Kosgoro 1957 Sumbar adalah musda pertama di tanah air pada tahun 2025 ini. Semangat dan kesuksesan pelaksanaan prosesi musda di Sumbar akan menjadi barometer bagi provinsi lain dalam melaksanakan musda nantinya.

“Dari 38 provinsi dan 498 kabupaten/kota, masih ada beberapa daerah yang belum terbentuk Kosgoro 1957 yaitu pada 43 kabupaten/kota, yaitu di daerah timur (Papua). Tahun ini, Kosgoro 1957 Sumbar adalah yang pertama melaksanakan musda,” katanya.

Ditambahkannya, Kosgoro tak hanya fokus di bidang perpolitikan tanah air tetapi juga peduli dengan bidang pendidikan dan ekonomi. Saat ini, Kosgoro memiliki perguruan tinggi yaitu Institut Bisnis dan Informatika (IBI) Kosgoro 1957 di Jakarta.

Dulu namanya Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIMA) Kosgoro yang telah berkiprah sejak tahun 1990.

Selanjutnya Ketua MPO Kosgoro 1957, HR. Agung Laksono mengurai perjalanan panjang Kosgoro 1957 yang terpecah usai reformasi.

“Kosgoro 1957 tetap pada jalurnya sebagai ormas tradisional Partai Golkar dan menyesuaikan diri dengan era reformasi, ” katanya. {}