Berita Golkar – Bagi sebagian orang, kacamata telah menjadi kebutuhan mendasar untuk aktivitas sehari-hari. Terutama mereka yang berusia matang, di mana mata mengalami penurunan fungsi (minus) secara alamiah.
Di luar itu, kacamata juga kerap dijadikan lifestyle untuk menopang penampilan, yang berujung meningkatnya kepercayaan diri. Termasuk ada juga yang menjadikannya sebagai trademark, ciri khas tokoh tertentu.
Bagi Ketua Komisi II DPR RI, Ahmad Doli Kurnia Tandjung, kacamata merupakan kebutuhan utama yang telah ia gunakan sejak di kampus. Sarjana Matematika lulusan Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung itu memakai kacamata karena tuntutan kesehatan. Namun dalam beberapa tahun terakhir, ada yang sedikit berbeda dengan model glasses yang dipakai Doli.
Alih-alih memakai kacamata mahal, politisi Golkar tersebut justru kerap menggunakan kacamata custom berbahan dasar kayu. Ia yang sejak lama memiliki hobi mengoleksi kaset dan compact disc (CD), kali ini merambah ke koleksi kacamata.
Koordinator Presidium MN KAHMI itu awalnya menemukan pengrajin kacamata kayu secara tidak sengaja. “Saat jalan di gang-gang sempit di Jogja, ada yang jualan kacamata kayu. Kok menarik modelnya,” ujarnya dalam keterangannya, Sabtu (21/9/2024).
Namun saat itu ia belum sempat memesan. Beberapa bulan kemudian Doli mengontak lagi toko kustom itu, namun sudah tutup. Kemungkinan karena order yang terus menurun. Lalu ia hunting lagi di Bandung, dan ketemu pengrajin sejenis. “Kami ngobrol, diskusi. Terus mendesain bareng, pesan, setelah itu mereka produksi, dan dikirim,” detailnya dikutip dari Detik.
Setelah beberapa kali memesan, mantan Wakil Ketua Umum Partai Golkar itu cukup akrab dengan pemilik usaha kacamata di Bandung. Bahkan ia pernah ditawari untuk mengakuisisi bisnis tersebut. “Tapi waktu itu saya nggak punya duit, dan juga belum tau business modelnya kayak apa. Akhirnya tidak jadi,” terangnya.
Pada sektor industri kreatif berbahan dasar kayu, produk Indonesia cukup diperhitungkan di dunia. Seperti produk jam tangan kayu yang dipamerkan saat KTT G-20 lalu di Bali. Data Kemenparekraf Semester I tahun 2024, nilai tambah ekonomi kreatif telah mencapai 55,65% dari target tahunan, dengan subsektor fesyen, kuliner, dan kriya sebagai motor penggeraknya. Itu merupakan indikator bahwa global market menerima hadirnya produk dari Indonesia.
Doli sendiri dalam beberapa kali pertemuan dengan mitra DPR dari luar negeri, juga kerap mendapatkan pertanyaan serupa.
“Your glasses is nice. Beli di mana? Sering mereka tanya gitu. Saya jawab, produk ini handmade dari Indonesia. Mereka cukup kaget, karena finsihing-nya sangat rapi, seperti produksi company besar,” tutur politisi Partai Golkar ini.
Diketahui, kacamata kayu Doli memiliki warna beragam, tergantung bahan kayunya. Tidak monoton seperti produk massal dari pabrik. Modelnya juga anti-mainstream, agak jadul dengan frame super tebal, bahkan ada yang mirip teropong. Meski begitu ayah dua anak itu merasa nyaman memakainya. “Saya sudah pakai lebih dari lima tahun, enak-enak aja,” jelasnya.
Meski handmade, harga frame kayu yang dikoleksi Doli cukup affordable, jauh di bawah merek-merek asing. Rata-rata harganya di bawah satu juta rupiah. Gimana guys, minat buat kacamata kayu lokal ala Doli Kurnia? {}