Berita Golkar – Anggota Dewan Pakar DPP Partai Golkar, Prof. Yuddy Chrisnandi menyerukan agar segenap kader Partai Golkar bersatu dalam menghadapi dinamika politik yang tengah terjadi. Ia juga menegaskan agar kader Partai Golkar jeli melihat siapa yang coba-coba melakukan intervensi politik di balik pengunduran diri Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar.
“Golkar di tengah arus perebutan kekuasaan. Saatnya kita bersatu. Menolak segala intervensi kekuasaan terhadap konstitusi Partai Golkar. Menolak segala bentuk intervensi pihak luar terhadap kedaulatan Partai Golkar,” tegas Prof. Yuddy Chrisnandi kepada redaksi Golkarpedia melalui keterangan tertulis pada Senin (12/08).
Menolak segala intervensi dan mengedepankan kedaulatan partai menjadi bagian paling fundamental sebagai reaksi kader atas pengunduran diri Airlangga Hartarto. Meski begitu, Yuddy Chrisnandi juga meminta segenap kader Partai Golkar menghormati pengunduran diri Airlangga Hartarto sebagai hak pribadi.
“Kita hormati keputusan Airlangga Hartarto yang telah menyatakan mundur dari Ketua Umum. Sesuai aturan, Pleno DPP Partai Golkar akan menentukan PLT Ketum sampai dengan pelaksanaan Munas Golkar yang telah ditetapkan oleh forum Munas sebelumnya. Jika dengan alasan tertentu Munas akan dipercepat, harus mengikuti tata cara yang diatur konstitusi Partai Golkar,” jelas guru besar Universitas Nasional (UNAS) ini.
Selanjutnya Prof. Yuddy Chrisnandi yang pernah menjabat sebagai Menteri PAN-RB di tahun 2014-2016 ini berpesan agar para pemilik suara mengedepankan kepentingan partai dengan mengedepankan pilihan pada figur yang memenuhi syarat konstitusi. Paling penting menurutnya, Partai Golkar ke depan harus memiliki figur ketua umum yang kuat secara karakter dan pribadi.
“Dalam memilih ketua umum yang baru, hendaknya para pemilik suara mengutamakan pilihannya kepada kader Partai Golkar yang memenuhi syarat konstitusi Partai Golkar, dengan karakter kepemimpinan yang kuat, untuk menghadapi ketidakpastian masa depan kehidupan bernegara. Salam persatuan Golongan Karya,” pungkas Prof. Yuddy Chrisnandi. {redaksi}