Berita Golkar – Ketua DPD Partai Golkar Kota Bandung, Edwin Senjaya memastikan ada tiga nama yang diajukan partainya sebagai bakal calon Wali Kota Bandung. Tiga nama itu ialah dirinya sendiri, Anggota DPR RI terpilih Atalia Praratya, serta Arfi Rafnialdi.
“Calon setahu saya ada tiga nama ya, selain saya ada Bu Atalia dan juga Pak Arfi,” kata Edwin saat dihubungi detikJabar, Senin (13/5/2024).
Sekedar informasi, dalam Pemilu 2024-2029 Edwin kembali terpilih sebagai anggota DPRD Kota Bandung untuk keempat kalinya. Ia kini masih menjabat sebagai Wakil Ketua III DPRD Kota Bandung.
Atalia Praratya, anggota DPR RI terpilih 2024-2029 itu lebih dikenal sebagai istri mantan Wali Kota Bandung dan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Sementara Arfi Rafnialdi, beberapa kali namanya sempat mencuat dalam bursa Pilwalkot Bandung, terutama pada tahun 2018. Ketua Ikatan Alumni ITB Jabar tersebut, merupakan lulusan Teknik Sipil ITB 1996.
Dalam arsip detikcom tahun 2017, Arfi bekerja sebagai Tim Pertimbangan Kebijakan Publik di era pemerintahan Ridwan Kamil, saat masih menjabat sebagai Wali Kota Bandung. Selain tiga nama itu, beredar kabar Dandan Riza Wardana mencalonkan diri ke Partai Golkar. Namun Edwin mengaku belum mendapat konfirmasi kabar tersebut.
“Kalau untuk Pak Dandan, saya belum mengetahui pasti apakah memang sudah ada nama itu masuk, dan mendapatkan surat tugas dari DPP Golkar,” ucap Edwin.
Dandan adalah mantan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bandung di era pemerintahan Wali Kota Bandung Dada Rosada hingga Ridwan Kamil.
Nama Dandan sejatinya lebih dikenal sebagai putra mantan Walikota Bandung, Ateng Wahyudi. Namanya juga sempat disebut-sebut dalam bursa Pilwalkot Bandung 2013, sebelum akhirnya ia tersandung kasus pungli pada tahun 2017.
Diketahui, Dandan juga disebut mencalonkan diri ke dua partai lain yakni Partai Gerindra dan PDIP. Soal hal itu, Edwin mengaku hal tersebut nantinya akan jadi penilaian untuk nama yang sudah mendaftar tersebut.
Ia menegaskan bahwa yang nanti akan maju sebagai Cawalkot Bandung harus lah merupakan kader Partai Golkar. Partai berlambang pohon beringin itu, memang diketahui tak membuka penjaringan Pilwalkot Bandung secara terbuka.
“Ya nanti kan pas akhirnya akan ada penilaian ya dari DPP, mana yang benar-benar kader partai Golkar mana yang bukan. Semuanya itu nanti akan menjadi bahan pertimbangan dan penilaian. Kalau kita sih santai-santai aja, menyikapi semua proses ini dengan tenang ya,” ujar Edwin.
“Yang penting kalau buat saya, Wali Kotanya nanti insya Allah harus dari Partai Golkar. Tentu dengan dukungan dari warga Kota Bandung itu juga. Insya Allah, mudah-mudahan nanti dalam pilkada ini, Partai Golkar bisa merebut untuk kepala daerah di Kota Bandung,” lanjutnya.
Sementara soal koalisi dengan partai lain, ia tak menampik adanya kemungkinan itu. Menurutnya, dunia politik itu dinamis sehingga terbuka peluang jika adanya partai lain yang ingin berkoalisi.
“Koalisi dengan partai pengusung di Pilpres bisa, atau melihat kondisi peluang di Kota Bandung misalnya dengan PKS atau yang lain bisa. Politik itu dinamis. Kalau muncul nama-nama dari masing-masing partai ya wajar, dinamika dalam ruang politik. Sekarang ya bangun terus komunikasi dengan partai manapun, mencocokkan visi-misi, pembagian peran, kan harus dibicarakan juga,” ucapnya. {sumber}