Berita Golkar – Sosok Airin Rachmi Diany terbilang fenomenal. Meski sudah purna tugas sejak 2021 lalu sebagai Walikota Tangsel, nama Airin Rachmi Diany masih harum di tengah masyarakat kota anggrek itu. Buktinya, saat mengikuti kontestasi Pemilu Legislatif 2024, Airin Rachmi Diany berhasil mencatatkan raihan suara paling tinggi dari Dapil Banten III yang meliputi Kota Tangsel, Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang.
Raihan sebanyak 302.878 suara pun diperoleh Airin di Dapil Banten III. Raihan suara tersebut sekaligus menjadikan Airin sebagai Caleg DPR RI peraih suara terbanyak di Provinsi Banten. Nama Airin yang juga menjabat sebagai Ketua Umum KPPG ini bahkan bertengger di lima besar nasional Caleg DPR RI peraih suara terbanyak.
Hal itu bisa menjadi salah satu indikator betapa Airin Rachmi Diany sangat dicintai masyarakat. Pantas jika kemudian Airin Rachmi Diany digadang-gadang sebagai calon yang paling diunggulkan sebagai Gubernur Banten. Meski begitu rasanya jalan untuk menduduki kursi Banten 1 tak terlalu mulus bagi Airin.
Dinamika politik menjelang Pilgub Banten memaksanya untuk meningkatkan kerja keras dan kewaspadaan. Pasalnya, hanya tinggal Partai Golkar dan PDIP yang belum menentukan koalisi di Pilgub Banten. Sementara sisanya, Partai Gerindra, PKS, PAN, PKB, PPP, Nasdem, Partai Demokrat hingga PSI mendukung lawan Airin, yakni Andra Soni dan Dimyati.
Meski banyak yang menilai Airin Rachmi Diany tertinggal satu langkah dari kompetitornya, nyatanya Airin masih merupakan figur unggulan di Pilgub Banten. Sehingga paling layak diusung Partai Golkar untuk maju di Pilgub Banten. Selain hal-hal di atas, kami menilai setidaknya ada 4 hal mengapa Airin layak maju, bahkan menduduki jabatan kursi Gubernur Banten.
Sosok Berpengalaman
Airin Rachmi Diany adalah sosok berpengalaman di tingkatan eksekutif. Ia pernah memimpin Kota Tangerang Selatan selama dua periode yakni sejak tahun 2011 sampai 2021. Selama periode kepemimpinan Airin cukup banyak pencapaian yang berhasil diraih. Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) bahkan menganugerahi kota pemekaran sejak 2008 ini sebagai daerah otonom baru terbaik se-Indonesia pada 2013 yang lalu.
Selain itu, dalam perbandingan data makro 2011 dengan 2019, misalnya, tampak Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Tangsel mengalami kenaikan yang sangat tinggi, dari 76,99 poin pada 2011, menjadi 81,48 poin pada 2019. Sementara laju pertumbuhan penduduk bisa ditekan dari 3,67% pada 2011 dan 3,04% di 2019.
Angka pengangguran pun berhasil ditekan oleh Airin, dimana pada tahun 2011 terdapat 11,98% pengangguran menjadi hanya 4,79% di tahun 2019. Berkat hal tersebut, PDRB Bruto di Tangsel mengalami kenaikan, dari 25,92 juta di tahun 2011 menjadi 47,39 juta di tahun 2019.
Berbagai penghargaan bergengsi pun berhasil diraih Airin Rachmi Diany, mulai dari Kepala Daerah Paling Inovatif tahun 2017, Satyalancana Wirakarya tahun 2015, Satyalancana Pembangunan tahun 2015, Satyalancana Pembangunan Koperasi tahun 2022 hingga teranyar sebagai Kepala Daerah Perempuan Terbaik dari Fisip Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Serang, Banten) pada tahun 2024.
Airin Rachmi Diany Memenuhi Syarat Saintifik Pengusungan Calon Kepala Daerah
Sebelumnya, Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto mengatakan bahwa Partai Golkar menggunakan basis pendekatan saintifik untuk mengusung calon-calon kepala daerah di Pilkada 2024. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah hasil survei. Merunut pada apa yang telah digariskan oleh DPP Partai Golkar, maka Airin Rachmi Diany pun memenuhi syarat.
Berdasar hasil survei beberapa lembaga, Airin Rachmi Diany memiliki keunggulan elektabilitas dibanding para pesaingnya. Seperti survei Litbang Kompas yang menempatkan elektabilitas Airin Rachmi sebesar 38,3 persen, sementara pesaing terdekatnya adalah Wahidin Halim dengan 18,1 persen dan Rano Karno 16,5 persen. Berdasar survei Litbang Kompas, elektabilitas tokoh lain tak lebih dari 10 persen.
Terbaru hasil survei yang dirilis oleh PolLead Consulting yang menempatkan elektabilitas Airin Rachmi Diany sebesar 41,8 persen. Elektabilitasnya unggul jauh dibanding Arief Wismansyah yang berada di urutan kedua dengan elektabilitas sebesar 24,67 persen. Sedangkan Andra Soni memiliki elektabilitas 3,61 persen dan Dimyati Natakusumah 4,68 persen.
Simbol Politisi Perempuan Partai Golkar
Keberadaan Airin Rachmi Diany sebagai salah satu politisi perempuan terbaik di tanah air, tak perlu diragukan lagi. Posisinya di Partai Golkar pun mentereng. Ia memimpin barisan kader perempuan Partai Golkar dalam organisasi sayap, KPPG (Kesatuan Perempuan Partai Golkar).
Posisi Airin Rachmi Diany, sebagai seorang politisi perempuan apalagi kepala daerah menjadi preseden yang baik bagi ekosistem keperempuanan dalam dunia politik. Tak hanya itu, Airin juga menjadi representasi bagi perempuan dalam jajaran kepala daerah. Keberadaan Airin sebagai Gubernur Banten nantinya penting agar dapat mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang berimplikasi positif terhadap pemberdayaan perempuan di daerah.
Banten bisa menjadi pionir tentang bagaimana kebijakan yang pro terhadap perempuan dibuat. Airin telah membuktikan betapa dirinya tak hanya menjadi simbol keperempuanan Partai Golkar, tetapi juga bagian dari perempuan secara komunal di Tangerang Selatan dan Banten secara umum.
Banten Butuh Airin
Faktor keempat yang harus dipertimbangkan adalah kebutuhan Provinsi Banten akan sosok pemimpin yang visioner dan mampu membawa perubahan secara progresif. Airin sudah berpengalaman mewujudkan Kota Tangsel menjadi kota maju dengan tingkat harapan hidup tinggi. Melalui tangan dingin Airin pula, Kota Tangsel berhasil berbenah, berbagai indikator kemajuan pembangunan meningkat secara signifikan.
Maka berbicara Provinsi Banten hari ini, dimana pembangunan masih belum merata, potensi ekonomi masih banyak yang belum tergali dengan baik, dan kesenjangan ekonomi masih tinggi, Airin Rachmi Diany adalah sosok yang tepat untuk membenahi berbagai persoalan di Banten.
Melalui pengalaman serta visi pembangunan yang berkemajuan ditambah kemampuan mengayomi berbagai elemen masyarakat, Airin dirasa sosok yang paling dibutuhkan Banten saat ini. Banten pada dasarnya sangat bersifat maskulin, dengan karakter ‘jawara’ yang melekat pada tubuh masyarakatnya. Secara falsafah, Banten butuh sentuhan lembut feminisme perempuan sebagai penyeimbang hingga pembangunan dan karakter daerah bisa seiring sejalan. {redaksi}