Berita Golkar – Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia, menepis tudingan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, yang menyebut Prabowo Subianto menerapkan devide et impera atau berpolitik adu domba.
Ini menyusul Budiman Sudjatmiko, aktivis 1998 dan juga politisi PDIP, yang memutuskan mendukung Prabowo Subianto sebagai capres. Walau partainya telah meresmikan Ganjar Pranowo maju di Pilpres 2024. “Enggak lah. saya kira. Sekarang siapa yang diadu domba? Kan apa fakta yang bisa menunjukkan sekarang terjadi adu domba politik, dan siapa yang diadu gitu,” kata Doli kepada wartawan dikutip Selasa, 22 Agustus 2023.
Doli memahami mejelang Pemilihan Umum atau Pemilu 2024, tensi politik semakin memanas. Karena itu, ia mendorong agar elite parpol bisa hati-hati dalam berbicara. “Tinggal 5 bulan lagi menjelang pemilu, mungkin kita harus hati-hati memberikan pernyataan apalagi harus didukung dengan fakta-fakta,” kata Doli.
Dalam kesempatan itu, Doli juga mengingatkan agar menghindari pernyataan yang berujung pada konflik, demi menjaga kondusifitas Pemilu 2024.
“Kita berusaha menghindari adanya ya konflik ya, kemudian kampanye hitam gitu terhadap salah satu kandidat atau juga partai-partai politik yang menjadi kontestan dalam pemilu. Karena kita punya pengalaman kan 2019, itu kurang baik, terjadinya keterbelahan.
Saya kira kita semua elite politik pimpinan parpol punya tanggung jawab untuk menjaga kondusifitas,” imbuh Ketua Komisi II DPR RI tersebut. Sebelumnya, Hasto menilai Prabowo Subianto menerapkan devide et impera. Sebab, Prabowo dianggap sudah membajak mantan aktivis sekaligus kader PDIP, Budiman Sudjatmiko.
“Setelah mengeroyok Ganjar Pranowo, mereka masih menggunakan bujuk rayu kekuasaan mencoba bertindak tidak etis, terapkan devide et impera,” kata Hasto di sela Rakerda III DPD PDIP Kalimantan Timur di Balikpapan, dikutip melalui keterangan tertulis, Minggu, 20 Agustus 2023.
Diketahui, Partai Golkar sudah mendeklarasikan mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai bakal capres 2024. {sumber}