Berita Golkar – Upaya penurunan angka stunting terus dilakukan pemerintah secara berkesinambungan. Hal ini demi menyongsong bonus demografi yang akan diraih bangsai ini di tahun 2045 mendatang.
Salah satu upaya ini dilakukan anggota DPR RI dari Fraksi Golkar Dra Hj Wenny Haryanto, SH beraama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dengan menggelar Sosialisasi Program Bangga Kencana atau Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana. Kegiatan ini diselenggarakan di Yayasan Pendidikan Al Mu’awanah, Kelurahan Jakasetia, Kecamatan Bekasi Selatan, Kita Bekasi, Jumat (17/5).
Hadir sebagai narasumber, yakni Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat Fajar Supriadi Sentosa, Analis Kebijakan Ahli Muda BKKBN RI Ulli Absor, dan perwakilan dari DPPKB Kota Bekasi Drg Dezi Sukrawati, MARS. Sosialisasi ini diikuti ratusan kader PKK, Posyandu dan kalangan tokoh masyarakat setrmpat.
Memulai pemaparannya, Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat Fajar Supriadi Sentosa menjelaskan Program Bangga Kencana, merupakan salah satu program dari BKKBN, yang berfokus untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas di Indonesia.
“Program Bangga Kencana ini merupakan wujud upaya BKKBN dalam rangka menurunkan angka stunting di Tanah Air. Karena itulah kami terus gencar melakukan sosialisasi tentang Bangga Kencana untuk memberikan pemahaman kepada seluruh lapisan masyarakat dalam rangka mewujudkan keluarga yang sehat dan berencana,” papar Fajar.
Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Golkar Dra Hj Wenny Haryanto lebih fokus memaparkan tentang stunting dan pencegahannya. Menurutnya, stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan tubuh dan otak pada anak akibat kekurangan gizi dalam kurun waktu yang lama.
“Anak yang menderita Stunting ini lebih pendek dari anak normal seusianya, tapi itu beda dengan kerdil yang disebabkan oleh kelainan genetik. Selain itu, anak juga mengalami keterlambatan dalam berfikir,” ulas Wenny Haryanto yang berasal dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat VI meliputi Kota Bekasi dan Kota Depok.
Wenny kemudian mengingatkan, stunting harus menjadi perhatian bagi kalangan ibu dan calon pasangan pengantin. “Ketika sudah berkeluarga, pasangan suami-istti sudah mengetahui kondisi kesehatannya masing-masing dan bisa saling mengintrospeksi sebelum memutuskan untuk mempersiapkan kehamilan bagi sang istri,” ulasnya.
Terkait pencegahan, Wenny lalu memberikan tips yang bisa dilakukan masyarakat untuk mencegah terjadinya gagal pertumbuhan pada anak. “Salah satunya adalah ketika ibu sedang hamil, berikan tablet penambah darah, karena ibu-ibu yang sedang hamil sangat memerlukan zat besi untuk bayinya,” ulas Wenny.
Wenny mengingatkan para ibu-ibu agar terus memantau pertumbuhan anak. “Jangan malas untuk memantau pertumbuhan anak, tiap bulan bawalah anak ke Posyandu atau rumah sakit untuk ditimbang berat badannya, diukur tinggi badannya, dan diukur lingkar kepalanya,” jelasnya.
Menutup pemaparan, Wenny berharap agar Bangsa Indonesia mampu mencapai zero Stunting, yang artinya tidak ada lagi penduduk yang menderita Stunting. “Semoga dengan upaya kita bersama menurunkan angka oenderita Stunting di Tanah Air, bangsa kita bisa menikmati bonus demografi ini menjadi satu berkah untuk generasi emas yang dimiliki bangsa yang kita cintai ini,” pungkasnya. {sumber}